Referensi

Jasa Web Design

Friday, August 29, 2014

Untuk menyelamatkan maskapai Negeri Jiran yaitu Malaysia Airlines dari kebangkrutan, dewan komisaris Malaysia Airlines akhirnya membuat kebijakan tidak populis yaitu merumahkan karyawan dan mencopot CEO-nya.

Malaysia Airlines / MAS Melakukan PHK 6000 Karyawan dan Mencopot CEO
Malaysia Airlines Plane

Kebijakan tidak populis ini terpaksa dilakukan oleh Maskapai Malaysia Airlines dikarenakan sejak tahun 2006 maskapai negeri jiran ini terus mengalami kerugian. Kerugian besar terjadi karena adanya perubahan kurs mata uang Ringgit terhadap dollar Amerika karena pelemahan.

Walau mudah dalam melakukan kebijakan tidak populis tersebut, akan tetapi Malaysia Airlines mengakui bahwa pihak harus mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk merumahkan sebanyak 6.000 karyawan dan mencopot CEO yang tengah menjabat.

Total dana yang dibutuhkan Malaysia Airline untuk merumahkan karyawan dan CEO-nya tersebut adalah sebesar 6.000 ringgit, atau bila dirupiahkan adalah sekitar Rp 20 Triliun.

Sementara itu, menurut Bos Khazanah Nasional yang menjadi pemegang saham terbesar di Malaysia Airlines menuturkan bahwa pihak melakukan kombinasi restrukturisasi tersebut dengan alasan untuk menyelamatkan maskapai nasional negeri Jiran tersebut.

"Kombinasi dari langkah restrukturisasi itu memberi kesempatan untuk menyelamatkan maskapai nasional kami," kata Azman Mokhtar, Bos Khazanah Nasional selaku pemegang saham dari MAS (Malaysia Airlines) yang dikutip dari AFP, Jumat (29/8/2014).

MAS Tidak Hanya Merumahkan Karyawan dan CEO

Kebijakan lain yang dilakukan Malaysia Airlines dalam rangka upaya menyelamatkan maskapai nasional negeri Jiran tersebut adalah menghapus rute-rute penerbangan yang selama ini tidak memberikan keuntungan bagi Malaysia Airlines serta melakukan buy back (pembelian kembali) terhadap saham-saham siswa yang dimiliki oleh investor di pasar modal.

Sepert yang diketahui, Khazanah Nasional selaku pemegang saham terbesar memnguasai saham Malaysia Airlines dengan porsi 70 persen dari aset. Sehingga dengan adanya pembelian tersebut, akhirnya tanggung jawab untuk menyelamatkan Malaysia Airlines dari kebangkrutan otomatis sepenuhnya dipegang oleh Khazanah Nasional.

Dengan kombinasi restrukturisasi (karyawan + CEO), penutupan rute-rute penerbangan yang tidak menguntungkan, serta buy back yang dilakukan pemegang saham terbesar diharapkan kondisi Malaysia Airlines dapat membaik di masa depan. Walaupun ini merupakan tugas berat karena Malaysia Airlines sedang krisis kepercayaan customer karena tragedi MH370 yang menghilang serta MH17 yang meledak terkena serangan Rudal di perbatasan Ukraina.

0 comments:

 

Power by Grandparagon @ 2007 - 2008 Beritadotcom.blogspot.com