Referensi

Jasa Web Design

Tuesday, August 26, 2014

Helm Anti Kantuk buatan Mahasiswa Universitas Surabaya, Kristiawan Manik dan Ricky Nathaniel Joevan.
Atas inovasi mereka, helm ini mendapatkan medali emas di ajang International Invention Inovation and Design.
Mengantuk saat mengendarai kendaraan tak dipungkiri dapat berakhis menjadi sebuah celaka, oleh karena itu biasanya pengendara diminta untuk menepi sejenak untuk melepas rasa ngantuk yang terjadi.

Namun kini, sepertinya Anda tidak perlu menepi untuk menghilangkan rasa ngantuk saat mengendarai kendaraan sepeda motor sebab salah satu inovasi dari mahasiswa Universitas Surabaya berhasilkan menghadirkan helm anti-kantuk.

Helm anti-kantuk ini sendiri dirancang oleh dua orang mahasiswa Universitas Surabaya yaitu Kristiawan Manik dan Ricky Nathaniel Joevan. Keduanya sama-sama masuk di fakultas teknik di Universitas Surabaya.

Karena temuan mereka untuk mengatasi masalah ngantuk saat berkendara, helm ini sendiri akhirnya diikut sertakan dalam ajang International Invention Inovation and Design di Universiti Teknologi Mara, Segamat, Johor, Malaysia. Hasilnya, mereka mendapatkan medali emas untuk kategori inovasi dengan mengalahkan 112 peserta yang berasal dari Amerika, Swedia, Australia, dan tuan rumah Malaysia.

”Kami satu-satunya peserta dari luar yang meraih emas. Gak nyangka juga karena inovasi peserta lainnya juga bagus,” ungkap Ricky, Mahasiswa Fakultas Teknik yang membuat helm anti-kantuk ini.

Helm Anti kantuk buatan mereka ini diberi nama Anti Drowsing System (Androsys) ini bekerja dengan cara mendeteksi denyut nadi per menit. Normalnya denyut nadi seseorang adalah 80 denyut per menit, namun angka ini akan berangsur-angsur turun ketika orang tersebut mengantuk.

Saat mendeteksi jumlah denyut nadi ini, helm ini menggunakan sensor denyut nadi sebagai input. Sensor ini sendiri akan dipasangkan pada leher, tangan atau bagian tubuh seseorang yang teraba denyut nadinya.

Selanjutnya, hasil bacaan sensor ini akan dikirimkan ke prosesor (micro-controller) agar prosesor dapat memberi pesan kepada vibrator yang ditempatkan pada bagian dalam helm untuk bergetar.

”Getaran inilah yang berfungsi agar pemakainya tidak jadi mengantuk,” kata Ricky, Senin (25/8/2014).

Sementara itu, Kristiawan pertama kali mendapatkan ide untuk membuat helm anti kantuk ini bermula saat dirinya mengikuti kuliah design project. Sebagai salah satu pembuat, Kristiawan mengaku bahwa helm ini benar bekerja untuk menghilangkan rasa kantuk.

”Saya sudah mencoba helm ini, dan ternyata memang benar, ketika mengantuk langsung ada getaran sehingga rasa kantuknya langsung hilang,” kata Kristiawan menimpali. 

Pengembangan Masih Berlanjut

Salah satu pengembangan yang akan dilanjutkan pada helm ini adalah agar sensor dapat menyatu dengan pengait helm. Sehingga sensor tidak perlu lagi terpisah dari helmnya. 

"Kami sedang membuat agar sensornya bisa diletakkan di pengait helm sehingga ketika dipakai langsung bisa menempel pada leher untuk langsung bisa mendeteksi denyut nadinya,” papar Kristiawan.

Tidak hanya itu, pengembangan lain dalam helm anti-kantuk ini ialah adanya semacam pengatur denyut nadi yang mudah disesuaikan pengguna. Hal ini dikarenakan setiap orang umumnya memiliki jumlah denyut nadi berbeda-beda, tidak melulu merujuk pada standar 80 denyut nadi per detik.

Sementara itu, alasan kedua mahasiswa ini untuk terus melanjutkan pengembangan helm anti-kantuk ini adalah karena menginginkan agar dapat dipasarkan secara luas. Rencananya, helm ini sendiri akan dipasarkan dengan harga Rp 500.000,- per unitnya.

0 comments:

 

Power by Grandparagon @ 2007 - 2008 Beritadotcom.blogspot.com