Thursday, June 26, 2008
JAKARTA, KAMIS - Yohanes Kiki Irvan Paat, mengaku tertawa terbahak-bahak dengan sang istri, Novrida Yulia di telepon, saat mengetahui anaknya, Julio Nicodemus, berada di Polda Metrojaya. Anak itu ditangkap polisi saat menemani bapaknya mengambil gambar demonstrasi di sekitar Gedung DPR RI. Mereka bersyukur, saat itu, Nico berada di tempat yang paling aman, yaitu di Polda Metrojaya.
"Saya juga percaya Nico bisa menjelaskan kepada polisi kalau dia sedang ikut ayahnya meliput dan ini buktinya, tas berisi perlengkapan kamera. Saya juga sempet tertawa terbahak-bahak sama mamanya. Saya telepon istri saya dan bilang, ma, Nico ditangkep di Polda. Hahahahaha... Syukurlah. Lagipula, kalau dia nyasar juga repot, soalnya dia enggak tahu jalan. Eh, enggak tahunya, dia bonyok," ujar Kiki saat bertemu wartawan di Kantor Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia Wilayah Jakarta, Kamis (26/6).
Kiki mengatakan saat berada di jembatan penyeberangan depan DPR, dia masih melihat Nico. Setelah massa bergerak ke arah Slipi, dia berpikir Nico berada di tempat aman, yaitu di halte depan DPR. Oleh karena itu, dia dengan tenang pergi ke arah Manggala Wahana Bakti. Kiki menambahkan saat Nico hilang dari halte bus DPR, pria kelahiran 43 tahun lalu itu sempat menunggu anaknya selama setengah jam. Tak lama kemudian, Nico meneleponnya dan mengatakan berada di Polda Metrojaya karena diduga ikut andil dalam tindakan anarkis di depan Gedung DPR.
Dia juga mengaku sempat bertemu dengan Nico di Polda. Saat itu, dia mengaku memarahi Nico karena mengira sang anak tidak menjelaskan kepada polisi. Nico menjawab sudah berusaha menjelaskan kepada petugas kepolisian. Namun, polisi tidak mempercayai jawabannya. Menurut dia, waktu bertemu, mata Nico sudah merah dan bibirnya bengkak karena pukulan bogem mentah polisi. Anak kedua dari empat bersaudara itu mengaku mendapatkan tindak kekerasan dari polisi saat diseret ke mobil tahanan.
Selain memukul, polisi juga menendang punggung dan menyemprotkan gas air mata, tepat di depan kedua matanya. Tak hanya itu, saat diintrograsi di dalam mobil tahanan, keplakan tangan petugas juga mendarat di kepalanya. "Saya juga dijambak. Pas di Polda, mereka juga memperlakukan saya seperti tahanan yang lain," ungkap Nico.Nico juga berusaha menjelaskan dia bukan seorang mahaswiswa, melainkan seorang pelajar kelas dua SMP berusia 13 tahun. Namun, usahanya sia-sia karena polisi tidak percaya dengan meluncurkan pernyataan, "Halah! Bohong kamu!"
Source
Labels: Hukum dan Kriminal, News
0 comments:
Post a Comment