Monday, June 23, 2008
Purwokerto: Ada perkembangan baru tentang penyebab kematian Maftuh Fauzi, mahasiswa Universitas Nasional (Unas) Jakarta yang meninggal akibat bentrokan dengan polisi. Hasil otopsi tim dokter bedah forensik dari Kepolisian Daerah Jawa Tengah, Universitas Diponegoro dan Rumah Sakit Umum Daerah Margono, Purwokerto, menemukan luka memar di kepala korban akibat benturan benda tumpul. Ditemukan pula, luka pada dada sebelah kiri. Ini menguatkan temuan tim dokter Universitas Kristen Indonesia, Jakarta, yang juga mengemukakan hal serupa.
Kendati demikian, menurut dokter Zaenuri, Kepala Bidang Forensik Rumah Sakit Margono, tim dokter saat ini belum dapat menyimpulkan penyebab meninggalnya korban. Kesimpulan akan dikeluarkan setelah diadakan tes laboratorium. Sebelumnya tim dokter Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta menyatakan tidak menemukan bekas kekerasan di tubuh almarhum Maftuh. Namun ditemukan tanda-tanda infeksi. Pernyataan inilah yang menuai protes dari para mahasiswa, rekan-rekan korban [baca: Komnas HAM Siap Otopsi Ulang Maftuh].
Menanggapi kontroversi kematian mahasiswa Unas, Maftuh Fauzi, Wakil Presiden Jusuf Kalla yang sedang berada di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, meminta agar semua pihak menunggu hasil otopsi. Dengan kata lain, menurut Kalla, mempercayakan penyelesaiannya kepada yang berwenang.
Maftuh adalah salah satu mahasiswa Universitas Nasional yang sempat ditahan di Markas Kepolisian Resor Jakarta Selatan, usai penyerangan polisi ke Kampus Unas saat unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak. Maftuh yang menderita sakit akhirnya meninggal, Jumat silam, setelah dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta.
Source
Labels: Hukum dan Kriminal, News, Sosial Politik
0 comments:
Post a Comment