Friday, November 9, 2007
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta agar para pendahulu menghormati orang yang sedang mengemban tugas. "Kembangkan sikap saling hormat menghormati pada senior dan sesepuh. Sebaliknya, para pendahulu juga menghormati yang sedang mengemban tugas," ujar SBY saat membuka Munas XIII Persatuan Purnawirawan ABRI (Pepabri) di Istana Negara, l Veteran, Jakarta, Rabu (7/11).
Pernyataan tersebut merupakan poin ke 6 dari 9 poin arahan yang merupakan bagian akhir pidato sambutan. Arahan itu disampaikan SBY di hadapan ratusan purnawiran TNI/Polri peserta Munas.
Dikatakan, perubahan sosial serta gonjang ganjing politik yang terjadi di Indonesia merupakan situasi lumrah bagi negara yang menjalankankan reformasi dan transformasi. Hal yang penting, konsensus dasar dan tujuan negara tetap dipertahankan.
Terkait konteks kehidupan nasional dewasa tersebut, SBY meminta para senior dan sesepuh TNI tidak terlalu khawatir. Apalagi sampai meragukan kredilitas pemerintahan dalam melaksanakan agenda besar bangsa itu.
"Kita tidak boleh terlalu cemas, terlalu gamang terhadap apa yang dilaksanakan bangsa ini. Was-was boleh. Waspada harus. Khawatir kalau ini salah arah. Tetapi kalau kita terlalu tidak mempercayai seluruh yang sedang mengemban amanah di negeri ini, tentu saja itu tidak baik," kata SBY.
"Kami semua pengelola kehidupan berbangsa dan bernegara sangat mencintai dan setia terhadap Merah Putih. Kami juga mempertaruhkan jiwa dan raga di banyak kesempatan dalam perjalanan sejarah berlangsung. Kita tetap ingin mempertahankan Pancasila, UUD 45, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika," ujar SBY.
Dipaparkan, setiap generasi kepemimpinan menghadapi tantangan dan masalah khas sesuai periodenya. Mulai dari kepemimpinan masa prakemerdekaan, perjuangan kemerdekaan, mempertahankan kemerdekaan, pascakemerdekaan, Orde Baru, dan kini era reformasi.
Mengenai kepemimpinan era reformasi yang sedang dipimpinnya, SBY meyakinkan kembali, agenda pembangunan dan upaya mengatasi masalah pascakrisis bertujuan untuk meningkatan kesejahteraan rakyat. Pemerintah pun selalu melakukan koreksi terhadap kesalahan, dan berusaha keras mengelola sebaik-baiknya ekses negatif yang terjadi.
"Kalau kita semua sepakat, semua kita kelola dengan baik. Insya Allah tidak akan salah apa yang dilakukan oleh bangsa yang besar ini," tandas SBY. Salah satu hadirin adalah Jenderal TNI Purn Try Sutrisno. Namun mantan Wapres RI yang kini bergiat dalam gerakan "Indonesia Bangkit" bersama beberapa tokoh nasional lainnya ini menegaskan dirinya sama sekali tidak merasa tersindir atas pernyataan SBY tentang pendahulu menghormati yang sedang bertugas.
"Oh nggak. Saya nggak merasa disindir. Wajib presiden sebagai kepala negara mengimbau dan memperingatkan. Kita harus berpikir jernih. Wajar Presiden mengharap begitu," jawabnya tenang.
Tetapi dia menegaskan, sebagai anggota masyarakat, para purnawirawan tetap ingin terus memberikan dharma bhakti terbaik bagi bangsa dan negara. Sama sekali tidak ada agenda 'mengganggu' siapa pun termasuk pemerintahan sedang berjalan.
"Kita terpanggil tetap berpartisipasi sesuai anjuran Presiden juga. Supaya sisa dari pada umur kita ini masih tetap bisa berpartisipasi yang baik. Jadi yang penting, saya selaku purnawirawan di luar (pemerintahan), tidak ada hasrat mengganggu siapa pun. Mulai dari pemerintah, lembaga yang lain atau sesama komponen masyarakat," ujar Try.
Source
Silahkan Beri Komentar Anda Mengenai Berita/Artikel Ini.
Labels: News, Sosial Politik
0 comments:
Post a Comment