Friday, November 9, 2007
JAKARTA - PDI Perjuangan (PDIP) kembali menuding bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hanya bermain-main memberantas korupsi. Tudingan paling gres dilontarkan kader PDIP Aria Bima setelah mantan Men BUMN pada era Megawati, Laksamana Sukardi, dijadikan tersangka korupsi dalam penjualan tanker PT Pertamina.
"Yang dilakukan Presiden SBY hanya komedi-komedian atau gincu-gincu pemberantasan korupsi. Lakonnya adalah orang-orang yang dulu dekat Megawati," ujar pemimpin Fraksi PDIP DPR Aria Bima di Jakarta kemarin (8/11).
Pemilahan orang-orang Megawati atau bukan memang sudah tidak relevan. Contohnya, mantan Menteri BUMN Laksamana Sukardi yang kini sudah berseberangan dengan Megawati. Bahkan, Laksamana sudah mendirikan partai baru, yaitu Partai Demokrasi Pembaruan (PDP).
Tapi, kata Aria, kesan di masyarakat, Laksamana tetap dianggap orang Megawati. "Jadi, siap-siap saja, siapa pun orangnya, setiap saat bisa dijadikan lakon komedi pemberantasan korupsi oleh SBY," tegasnya.
Sebelum Laksamana, menteri-menteri pada era Megawati yang dipenjarakan karena korupsi adalah Menteri Agama Said Agil Almunawar, Menteri Kelautan Rokhmin Dahuri, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Theo F. Toemion, dan Widjanarko Puspoyo, mantan kepala/Dirut Perum Bulog.
Belum lagi para kepala daerah dan anggota DPRD yang sebagian besar berasal dari PDIP. "Konteksnya memang bukan orang Mega atau bukan lagi. Tapi, sebenarnya SBY itu serius nggak memberantas korupsi. Sebab, saya lihat, sebenarnya iklim antikorupsi tidak tercipta," tegasnya.
Banyak kasus korupsi pejabat daerah dan DPRD yang tidak tuntas. Bahkan, dalam kasus pembalakan liar, pelakunya dibebaskan begitu saja. Belum lagi kasus-kasus dugaan korupsi yang diselesaikan secara "adat" seperti dalam perseteruan antara KPK dengan mantan Menkum HAM Yusril Ihza Mahendra.
"Dalam kasus korupsi Soeharto, Presiden SBY lebih tidak berani. Kasus korupsi KPU juga tidak tuntas," ungkap alumnus Fisipol UGM Jogjakarta tersebut.
Menurut salah seorang vokalis Senayan tersebut, PDIP melihat, yang dilakukan SBY dalam lakon pemberantasan korupsi tak lebih dari komedi untuk menaikkan citra dan tebar pesona di depan rakyat.
Layaknya sebuah komedi, ujar Aria, pasti butuh penulis skenario, penata musik, dan tata panggung. "Dalam kasus itu, SBY memainkan KPK, Timtastipikor, Kejaksaan Agung, dan Polri, sehingga komedi pemberantasan korupsi terkesan serius dan enak ditonton," ujarnya.
Dia mengingatkan, bisa saja yang menjadi lakon bukan hanya orang-orang PDIP. Kalau situasi politik semakin panas, kata dia, orang-orang Jusuf Kalla (Golkar) juga berpeluang menjadi target SBY. "Kalau Jusuf Kalla nanti dalam posisi menantang SBY, tak mustahil yang dijadikan lakon pemberantasan korupsi adalah orang-orang sekitar dia," tegasnya.
Source
Silahkan Beri Komentar Anda Mengenai Berita/Artikel Ini.
Labels: News, Sosial Politik
0 comments:
Post a Comment