News, Articles & Reviews

Telomer yang merupakan topi di ujung kromosom sel, digunakan peneliti untuk mengukur seberapa cepat penuaan dini.

Proses penuaan tubuh sebenarnya merupakan hal yang normal, sebab setiap organ bahkan sel-sel dalam tubuh memiliki umurnya masing-masing. Namun hal apa yang terjadi bila proses penuaan tubuh berlalu begitu cepat? Tentu setiap orang tidak menginginkannya bukan?

Baru-baru ini ada sebuah penelitian terbaru yang mengukur seberapa cepat tingkat penuaan dini. Berbeda dengan studi-studi yang sudah ada pada umumnya hanya melihat dari kulit atau rambut, studi menggunakan sebuah kromosom.

Bagian kromosom yang diteliti adalah Telomer yang sebenarnya merupakan topi yang berada pada ujung kromosom. Kromosom sendiri terdapat pada inti di bagian sel, ketika sel membelah (regenerasi), maka telomer akan memendek perlahan-lahan seiring sel membelah. Oleh karena itu, peneliti akhirnya menggunakan teknik pengukuran seberapa cepat penuaan dini melalui proses cepat lambatnya pemendekan telomer ini. Adapun sel yang dipilih untuk diteliti telomernya adalah dari kromosom sel darah putih.

Telomer terdapat di ujung kromosom

Pada orang yang mengikuti gaya hidup kurang sehat seperti kurang berolahraga, makan makanan yang tidak sehat, dan kurang tidur yang ditambah apabila orang tersebut mengalami stres karena PHK, kehilangan pasangan maka pemendekan telomernya berlangsung lebih cepat.

Namun apabila diujikan pada orang yang juga terlibat stres yang sama namun memiliki gaya hidup sehat (rajin olahraga, makanan yang sehat dan tidur yang cukup) maka telomer yang terdapat di ujung kromosom sama sekali tidak terpengaruh / pemendekan telomer berlangsung normal.

Dari studi terbaru yang dilakukan tersebut, seorang assiten profesor kedokteran dari Universitas California bernama Eli Puterman mengatakan, setiap orang perlu tetap aktif, menjaga pola makan sehat, dan cukup tidur, terutama saat mengalami stres agar penuaan dini tidak berlangsung cepat. Penuaan dini yang begitu cepat merupakan masalah terbesar terutama bagi para wanita.

Perlu diketahui, studi ini mengambil sampel sebanyak 239 wanita yang berusia 50 -65 tahun. Selama proses studi ini mereka melaporkan kesehatan dan perilaku, termasuk kondisi-kondisi mereka mengalami stres berat seperti kehilangan pekerjaan atau pasangan. Tidak hanya melihat bagaimana pola makan, olahraga dan tidur mereka saja.