Monday, June 30, 2014
Formalin digunakan oleh Chuan lay (35) untuk menjaga kekeyalan tahu agar tidak cepat rusak, selain itu gypsum digunakan sebagai bahan pemutih dan pengeras tahu. Chuan Lay mengaku sudah menjalankan usahanya tersebut selama 2 tahun. "Sudah dua tahun ini dicampur formalin dan gypsum," ujar Chuan Lay.
Sebelum upaya penangkapan dilakukan, laporan adanya tahu bercampur formalin dan gypsum tersebut pertama kali diinformasikan oleh masyarakat. Selain itu, pihak satpol PP juga menurunkan informan untuk memastikan apa benar laporan warga yang tidak ingin disebutkan namanya tersebut.
Kepala Satpol PP Sumsel Riky Junaidi menyebutkan "Dari penggerebekan itu, kami amankan 6700 tahu siap jual, sembilan jerigen formalin dan tiga karung gypsum berukuran 25 kilogram," ungkap Riky.
Tersangka Chuan Lay ketika ditanya oleh media, tidak membeberkan secara jelas tentang bagaimana proses penggunaan dan pencampuran gypsum dan formalin tersebut ke dalam tahu yang dibuatnya.
Ketika bertanya kepada salah satu pegawainya yaitu Hasan (35) sebagai kurir tahu mengatakan, tahu buatan bosnya itu disebar di seluruh pasar tradisional di Palembang.
"Saya tidak tahu pembuatannya. Setahu saya satu keranjang berisi 100 tahu dijual Rp 35 ribu. Dan saya yang antar tahu itu ke pemesan," ungkap Hasan.
Labels: Kriminal, Makanan Berbahaya
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment