Referensi

Jasa Web Design

Thursday, June 21, 2012


Jakarta Kian bergairahnya industri penerbangan di Tanah Air juga menuntut adanya pembaharuan faktor-faktor yang mendukung perkembangan moda transportasi udara ini.

Lalu lintas di udara yang kian padat menuntut Air Traffic Controller (ATC) di bandara meng-upgrade kualitas manusia dan perangkat peralatan mereka.

Sebagai bandara udara tersibuk di Indonesia, Bandara Internasional Soekarno-Hatta pastinya butuh ATC yang prima untuk mengatur lalu lintas udara. Dan sepertinya saat ini ATC di Bandara Soekarno-Hatta masih belum memuaskan beberapa pilot.

"Alat-alat mereka kurang memadai ya, jadi kadang suka telat memberi informasi," tutur Pilot Pelita Air, Kapten Yusak di sela-sela acara Seminar Nasional Federasi Pilot 2012 di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Rabu (20/6/2012).

Kapten Yusak punya pengalaman tersendiri saat hendak mendarat di bandara yang dikelola PT Angkasa Pura II itu. Kala itu, menurut Kapten Yusak, radar di ATC mati sementara kapal yang dipilotinya hendak mendarat.

"Karena mati, mereka harus menanyakan ke pesawat tersebut untuk tahu di mana keberadaannya," kenangnya.

Percakapan antara ATC dengan pilot ini membuat banyak waktu yang terbuang. Padahal jika ada alat yang canggih, petugas ATC tinggal melihat alat instrumen untuk mengetahui posisi pesawat.

"Nah butuh waktu yang lama untuk percakapan-percakapan yang seharusnya kalau dengan alat yang lebih canggih, mereka nggak perlu, kan tinggal lihat saja. Kan bandara tidak kita sendiri yang pakai, ada banyak, kadang harus antre juga," ujarnya.
Source

0 comments:

 

Power by Grandparagon @ 2007 - 2008 Beritadotcom.blogspot.com