Jakarta (ANTARA News) - Fitur BlackBerry Messenger (BBM) menjadi alasan produk Research In Motion (RIM), BlackBerry, masih bertahan di pasar perangkat genggam telekomunikasi (gadget) di Indonesia, demikian disampaikan Anggota Dewan Pembina Asosiasi Open Source Indonesia (AOSI), I Made Wiryana.

"Kalau dulu, pemakai BB meng-instal banyak aplikasi. Sekarang, orang pakai BB hanya untuk BBM," kata Made selepas jumpa pers Indonesia Open Source Award (IOSA) 2012 di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Selasa.

Made mengatakan banyak pengembang aplikasi gadget seperti ponsel pintah (smartphone) dan tablet di Indonesia memilih platform Android dibanding BlackBerry.

"Artinya, penetrasi pasar BB di Indonesia hanya menarik bagi RIM. Bagi penjual aplikasi, sudah tidak menarik lagi karena pasarnya digeser Android," kata Made.

Pengembang aplikasi gadget, menurut Made, harus membayar "sign" dari RIM dan repot mengurus kunci aplikasi jika akan mengembangkan aplikasi di platform BB.

"Sedangkan di Android, tidak perlu mengurus kunci platform atau bayar apapun. Tinggal buat aplikasi lalu dipasarkan," kata Made.

Pengajar Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi di Universitas Gunadarma itu mengatakan mahasiswa-mahasiswanya lebih memilih belajar dan mengembangkan aplikasi di platform Android dibanding BlackBerry ataupun Apple.
(I026)Source