Referensi

Jasa Web Design

Tuesday, August 16, 2011

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) percaya diri terhadap ekonomi Indonesia di tahun 2012 bisa tumbuh 6,7%. Target tersebut masuk dalam asumsi makro 2012 yang telah ditetapkan pemerintah.

"Berdasarkan perkiraan perkembangan ekonomi global dan domestik, maka sasaran dan asumsi ekonomi makro, yang kita jadikan dasar Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2012, sekaligus sebagai dasar perhitungan besaran RAPBN tahun 2012 adalah pertumbuhan ekonomi 6,7 persen," kata SBY.

Hal itu diungkapkan SBY dalam pidato nota keuangan di Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta.

Selain itu, asumsi makro lainnya yang telah ditetapkan pemerintah adalah laju inflasi 5,3%, suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan 6,5%, nilai tukar rupiah Rp 8.800 per dolar AS, harga minyak US$ 90 per barel dan lifting minyak 950 ribu barel per hari.

SBY mengatakan, di tahun 2010 lalu, laju inflasi mencapai 6,96%, sementara hingga bulan Juli tahun ini, inflasi Indonesia mencapai 4,61%.

"Oleh karena itu, Pemerintah telah dan akan senantiasa menempatkan pengendalian harga-harga sebagai prioritas utama, dalam menjaga stabilitas ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat," katanya.

Di sisi lain, nilai tukar rupiah terus mengalami penguatan. Hingga akhir Juli 2011, rata-rata nilai tukar rupiah mencapai Rp 8.716 per dolar AS, atau menguat 4,93% bila dibandingkan dengan posisinya pada periode yang sama tahun 2010.

"Dengan tetap terjaganya kepercayaan terhadap rupiah, tingkat suku bunga BI rate dapat dipertahankan pada tingkat 6,5% sepanjang tahun 2010," pungkasnya.

Source

0 comments:

 

Power by Grandparagon @ 2007 - 2008 Beritadotcom.blogspot.com