Thursday, August 6, 2009
MOJOKERTO - Bekas kejayaan Kerajaan Majapahit kembali ditemukan. Sedikitnya lima buah sumur kuno ditemukan warga di Dusun Nglinguk, Desa/Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Sayangnya, temuan itu masih belum ditindaklanjuti Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) setempat.
Lima sumur peninggalan Kerajaan Majaphit itu ditemukan Kandeg Suyanto, warga setempat. Benda bersejarah itu ditemukan di areal persawahan yang kini dipakai sebagai lokasi pembuatan batu bata oleh warga setempat. Sumur ditemukan secara bertahap dan dalam jarak yang berdekatan.
"Dari penemuan sumur yang pertama hingga yang terakhir membutuhkan waktu sekitar satu pekan," terang Kandeg saat ditemui di lokasi, Selasa (04/08/2009).
Penemuan itu berawal saat ia hendak mencangkul tanah untuk bahan batu bata. Mata cangkulnya tiba-tiba tertuju pada benda keras, yang ternyata adalah tumpukan batu bata. Setelah digali dengan hati-hati, ternyata batu bata itu adalah bibir sumur yang berdiameter 50 sentimeter dengan ketinggian sekira 1 meter.
"Dari lima sumur itu, satu di antaranya masih mengeluarkan air," katanya sembari menunjuk salah satu sumur yang belum tergali secara utuh.
Tak hanya sumur, Kandeg juga menemukan sebuah umpak kuno yang terbuat dari batu andesit. Juga beberapa batu aneh yang dipastikan sebagai benda bersejarah. Dia mengaku telah melaporkan temuan itu kepada pihak BP3 Trowulan agar segera mendapatkan perhatian. Menurutnya, dua hari lalu ada beberapa petugas dari BP3 Trowulan yang mengunjungi lokasi temuan itu. "Katanya akan diteliti. Tapi sampai sekarang belum ada tembusan lagi," tukasnya.
Meski belum mendapati kepastian atas benda temuannya itu termasuk berapa imbalan yang diberikan oleh BP3 kepadanyanamun, Kandeg mengaku akan tetap menjaga benda bersejarah yang diperkirakan berada di pemukiman zaman kerajaan itu. Dia tetap berharap ada perhatian dari pihak BP3. Selama ini, tak ada penghargaan dari BP3 meski banyak warga yang menemukan benda bersejarah, katanya.
Kandeg lantas menyebut temuan berupa tembok kuno dengan panjang 100 meter lebih, tinggi 1,5 meter dan lebar 1 meter beberapa waktu lalu. Meski telah mencurahkan keringat sekitar sebulan lebih, pihak BP3 sama sekali tak memberikan imbalan sekadar pengganti lelah.
Justru imbalan itu dia terima dari Dinas Pariwisata (Disparta) setempat. "Tak hanya saya, ada salah satu warga yang menyerahkan 30 jenis patung kuno. Tapi sama sekali tak mendapatkan imbalan. Setelah menemukan tembok kuno dulu, saya pernah dijanjikan kerja oleh BP3. Tapi sampai sekarang belum terealisasi," katanya.
Temuan seperti ini kata dia, sebenarnya sering terjadi. Hampir setiap perajin batu bata selalu menemukan benda bersejarah baik berupa sumur, patung, mangkuk dan peralatan rumah tangga lainnya. Namun oleh warga, temuan itu dijual kepada pihak ketiga lantaran kecewa dengan BP3. "Jika ada perhatian dari BP3, saya yakin banyak warga yang mau menyerahkan benda temuannya," cetusnya.
Kepala BP3 Trowulan, Aris Soviani mengatakan, pihaknya telah menerjunkan petugas di lokasi temuan sumur itu. Menurutnya, ada dua jenis sumur yang ditemukan Kandeg itu, yakni jenis sumur yang terbuat dari batu bata, dan sumur jobong. "Jenisnya berbeda. Ini masih kita teliti untuk mengambil langkah selanjutnya," terang Aris.
Dugaan sementara dari hasil tinjauan pihaknya dua hari lalu, sumur-sumur itu dibuat pada zaman Majapahit. Lokasi sumur diduga sebagai pemukiman, karena salah satu ciri pemukiman terdapat banyak sumur. "Kami menduga, lokasi itu adalah catus patha atau perempatan agung Majapahit. Dan lokasi ini masih terkait dengan tembok besar yang ditemukan sebelumnya," tukasnya.
Sementara di lokasi penemuan sumur itu memang banyak ditemukan sumur. Sebelumnya, dua sumur juga ditemukan warga yang lokasinya hanya berjarak beberapa meter dari sumur temuan Kandeg. Beberapa bangunan batu bata juga dengan mudah ditemukan di lokasi yang sudah rusak akibat penggalian tanah secara sporadis oleh perajin batu bata itu
Source
Labels: News, Sejarah dan Nasionalisme
0 comments:
Post a Comment