Referensi

Jasa Web Design

Monday, July 20, 2009

Surakarta – Pembantu Direktur III Pondok Pesantren Ngruki Muhammad Sholeh Ibrahim membantah jika salah satu pelaku pemboman di JW Marriot-Ritz Carlton, Nur Hasbi adalah alumnus Ngruki. Dia menyatakan tidak ada nama Nur Hasbi atau Nuri Hasdi atau Nur Sahid di buku induk pondok. “Kami sudah mengecek nama itu. Baik data santri masuk maupun keluar. Dan tidak ada yang namanya Nur Hasbi dan nama-nama lainnya,” tegasnya, Minggu (19/7) pagi.

Dia menyebut pernyataan Ketua Umum Gerakan Umat Islam Indonesia (GUII) Abdurrahman Assegaf yang menyatakan pelaku pemboman alumni Ngruki adalah sebuah fitnah. Dia meminta Abdurrahman berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan dan meminta maaf kepada pondok. “Kalau tidak diindahkan, kami mungkin akan menempuh jalur hukum untuk penyelesaiannya,” katanya.

Dia menyayangkan jika setiap terjadi peledakan bom, selalu dikaitkan dengan ponpes Ngruki. Padahal menurutnya, materi yang diajarkan di pondok tidak ada yang menyangkut doktrin jihad dan pengeboman. “Departemen Agama juga sudah menyatakan tidak ada masalah dengan sistem pendidikan di Ngruki,” tandas Sholeh.

Menurutnya, dengan fitnah dan isu yang dilancarkan pihak lain, membuat orang tua santri baru sempat khawatir dengan pendidikan anak-anaknya. “Tapi setelah kami jelaskan, para orang tua bisa mengerti”

Sebelumnya, Abdurrahman menyatakan Nur Hasbi satu angkatan dengan Asmar Latin Sani, pelaku pengeboman Marriot pada 2003, saat belajar di Ngruki. Sholeh mengaku sudah memeriksa daftar santri yang masuk antara tahun 1987-1988 yang diperkirakan selesai belajar di pondok pada 1993-1994. Tapi tidak ditemukan nama yang dimaksud. “Kalau Asmar Latin Sani memang alumnus 1994,” jelasnya.

Source

0 comments:

 

Power by Grandparagon @ 2007 - 2008 Beritadotcom.blogspot.com