Monday, July 20, 2009
Penayangan muka tersangka pengeboman Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton yang telah meninggal di televisi dikritik anggota Dewan Pers.
"Itu terlalu vulgar dan menimbulkan efek menakutkan," jelas Anggota Dewan Pers Abdullah Alamudi ketika dihubungi Ahad (19/7).
Kemarin, salah satu televisi menayangkan wajah tersangka pengeboman yang telah meninggal. Salah satu gambar dengan mata melotot dan terlihat bekas luka, dan yang lain tampak muka dengan mata memejam.
Kedua gambar tersebut merupakan potongan kepala dari kedua tersangka yang diperbesar hingga tampak muka saja. Meski sang reporter telah meminta maaf untuk penayangan gambar itu, menurut Alamudi, sebaiknya tidak ditampilkan secara utuh. "Terlalu grafis penayangan ini," jelasnya.
Alamudi menyayangkan tujuan media tersebut sebagai identifikasi pelaku. "Mestinya itu kan urusan polisi," tambahnya. Media bisa memilih gambar yang telah disketsa atau direkonstruksi untuk ditampilkan.
Pihaknya akan mempertimbangkan penayangan gambar-gambar ini dengan Komisi Penyiaran Indonesia. "Apakah ini melanggar kode etik atau tidak," ujarnya.
Source
Labels: Jurnalistik, News
0 comments:
Post a Comment