Tuesday, June 30, 2009
Di tengah tangisan untuk Michael, kita juga meratapi hengkangnya masa musik berbudaya tunggal manakala kita menyaksikan seluruh negeri, seisi planet, mendengarkan lagu-lagu yang sama.
Thriller (1982) adalah masterpiece, karya teragung Jackson, tapi juga menjadi sebuah kutukan baginya. Album itu membuatnya mendapatkan pemujaan yang tak pernah diraih sebelumnya.
Tak seorang pun, bahkan Frank Sinatra, Elvis Presley dan the Beatles, mampu menarik perhatian penonton global sebesar seperti diciptakan Jackson tetapi album itu juga yang menjadi tonggak komersial dan artistik yang sepanjang sisa hidupnya berusaha dicapai kembali oleh Jacko, begitu ia disapa.
Musiknya adalah teraneh dan tergelap yang berhasil melewati pencapaian sukses menjadi terlaris, dia hanya bisa dibandingkan dengan Frank Sinatra, Elvis, the Beatles, dan Madonna.
Perhatikan beberapa judul berikut: Bad, Dangerous, Leave Me Alone, Blood on the Dance Floor, Scream, In the Closet, Cry, The Lost Children, Threatened. Jijik, hasrat seksual, kesedihan tiada henti, kekerasan, teror, keangkuhan selebriti, adalah tema-tema agung dari karya-karyanya. Tetapi lihatlah bagaimana semua karya karya agungnya ini akhirnya menyeret Jacko menjadi sosok unsecure dan menjelma menjadi kutukan bagi dirinya sendiri, tragis memang.
Labels: Entertainment, News
0 comments:
Post a Comment