Friday, June 19, 2009
BANDUNG:—Kehadiran Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf dalam diskusi Ekonomi Syariah yang dihadiri calon wakil presiden Boediono, berbuntut dugaan pelanggaran pemilu. “Ini sebagai temuan (pelanggaran),” kata Ketua Panwaslu Jawa Barat Mahi M Hikmat di Bandung, Jumat (19/6).
Mahi yang ditemui usai mengawasi diskusi di Rumah Makan Panyawangan, Jalan Ir H Djuanda, Bandung, mengatakan, temuan itu akan dibahas dalam pleno Panwaslu. Pihaknya juga akan memanggil Dede Yusuf untuk dimintai klarifikasi atas kehadirannya dalam acara diskusi itu.
Dia mengatakan, acara diskusi soal ekonomi syariah yang digelar oleh Kalam (Keluarga Alumni Aktivis Masjid) Jawa Barat, yang dilakukan di hari yang menjadi jadwal pasangan SBY-Boediono berkampanye di Jawa Barat, masuk kategori kampanye.
Dasarnya, jelasnya, sang calon berikut tim kampanyenya hadir, ada penyampaian visi misi, termasuk adanya ajakan untuk memilih. “Dia (Boediono) mengatakan mohon doa restu,” katanya. Acara itu, lanjutnya, masuk kategori kampanye tatap muka.
Mahi mengatakan, kehadiran Dede dalam kegiatan itu, terindikasi melanggar aturan kampanye. Pasal 41, 42, dan 43 UU Nomor 42/2008 Tentang Pemilihan Presiden. Semua indikasi dalam pasal-pasal itu, lanjutnya, dipenuhi. “Semuanya pidana,” katanya.
Dia menjelaskan, kehadiran pejabat negara, di antaranya wakil gubernur, dalam satu kegiatan kampanye harus dalam keadaan cuti. Dia juga tidak boleh menggunakan fasilitas yang diberikan negara.
Kehadiran Dede, kendati tidak berbicara sepatah kata pun, papar Mahi, bisa dipersepsi publik dia berpihak sehingga menguntungkan calon tertentu. “Ada indikasi menguntugnkan salah satu calon,” kata Mahi.
Tidak hanya Dede yang bakal dipanggil Panwaslu. Mahi mengatakan, pihaknya juga akan mempertanyakan kehadiran Meutia Hatta yang ikut duduk mendengarkan diskusi itu pada tim kampanye SBY-Boediono. “Termasuk itu, apakah cuti atau tidak sebagai menteri, perlu diklarifikasi, yang jelas indikasinya sudah ada pelanggaran,” katanya.
Di acara itu Dede Yusuf datang tanpa pengawalan. Dia tidak membawa protoler gubernuran dalam acara itu. Dia datang menumpang mobil pribadinya. Dia datang di tengah pidato Boediono mengantar diskusi itu. Dede didapuk untuk duduk berjajar dengan Boediono. Sepanjang diskusi Dede tidak mengucapkan sepatah kata pun.
Di acara itu Boediono mengupas soal ekonomi konvensional, krisis global, ekonomi syariah. Dia juga menjawab sejumlah pertanyaan yang datang dari peserta diskusi itu.
Source
Labels: News, Sosial Politik
0 comments:
Post a Comment