Referensi

Jasa Web Design

Friday, June 20, 2008

Situasi Banggai Masih Mencekam

PALU, KAMIS- Hingga Kamis (19/6) malam ini situasi di kota Banggai, ibukota Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, masih mencekam, menyusul aksi perusakan dann pegambilan aset-aset pemerintah yang sempat terjadi sore tadi.Masyarakat masih berkumpul di kantor Sekretariat Lembaga Adat Banggai di LapanganBeringin

Aksi massa yang sempat merusak Kantor Bappeda dan Kesbang Linmas itu sendiri terjadi sekitar pukul 18.00 WIT, setelah masyarakat mendengar kabar bahwa gugatan Masyarakat Adat Banggai ditolak Majelis Konstitusi di Jakarta.
Adapun inti dari gugatan itu adalah penolakan atas Undang Undang 61 Tahun 1999 tentang pemindahan ibukota Kabupaten Banggai Kepulauan dari Banggai ke Pulau Salakan.

Begitu mendapat kabar tersebut, massa kemudian berkumpul dan melakukan aksi dengan merusak gedung-gedung perkantoran. Sekitar setengah jam aksi perusakan itu berlangsung, kemudian dilanjutkan dengan pengambilan barang-barang dari kantor-kantor pemerintah, berupa komputer dan berbagai peralatan lainnya. Semua aset itu kemudian diamankan ke kantor Sekretariat Lembaga Adat Banggai.

Selama massa beraksi, polisi tidak banyak berbuat untuk menghalangi atau menghalau massa. Mereka khawatir peristiwa Februari 2007 akan berulang, di mana empat orang tewas tertembak. Akan tetapi, malam ini polisi akan melakukan pendekatan terhadap para tokoh adat agar situasi kembali kondusif.

Menurut Kepala Adat Banggai Hamzein B Kuat, aksi massa itu merupakan bentuk protes masyarakat adat Banggai atas keputusan MK yang menolak gugatan mereka. Sedangkan mengenai penyitaan aset pemerintah, Hamzein menyatakan hanya untuk disimpan saja. ”Semua akan dikembalikan jika pemerintah membatalkan rencana pemindahan ibukota kabupaten,” katanya.

Alasan penolakan

Rencana pemindahan ibukota Banggai Kepulauan ke Pulau Salakan itu tercantum dalam undang-undang yang juga menjadi dasar pembentukan Kabupaten Banggai Kepulauan sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Banggai pada tahun 1999. Namun, pemindahan ibukota itu selalu terganjal, karena masyarakat Banggai selalu menolak.

Situasi kembali memanas ketika bupati terpilih pada tahun 2007 berencana akan merealisasikan pemindahan ibukota itu ke Pulau Salakan.

Masyarakat Banggai keberatan akan pemindahan ibukota itu dengan berbagai alasan. Salah satunya adalah kenyataan bahwa sarana dan prasarana di Pulau Salakan masih sangat terbatas. Ibaratnya untuk membangun ibukota kabupaten harus diperlukan dana sangat besar. Lebih baik, menurut mereka, dana itu digunakan untuk menyejahterakan masyarakat.

Selain itu, secara historis masyarakat Banggai Kepulauan sudah mengajukan pemekaran terpisah dari Kabupaten Banggai itu sejak 1964. Kalau sekarang ibukota kabupaten akan dipindah, itu berarti memungkiri sejarah.

Alasan lain yang juga sangat kuat adalah kenyataan bahwa pusat ekonomi Kabupaten Bangkep saat ini terpusat di Banggai. Jika ibukota kabupaten dipindahkan ke Pulau Salakan, masyarakat harus mengeluarkan biaya mahal untuk berbagai kegiatan yang berkait dengan urusan ke ibukota kabupaten.

Source



0 comments:

 

Power by Grandparagon @ 2007 - 2008 Beritadotcom.blogspot.com