Saturday, May 31, 2008
BANDUNG:Gangguan pasokan listrik dari tiga pembangkit listrik di Muara Tawar Jakarta, Grati, Pasuruan dan Tambak Lorok, Semarang adalah satu penyebab PT PLN melakukan pemadaman bergilir. Namun sesungguhnya, sebenarnya ada lonjakan beban pemakaian listrik. “Dan itu terpantau sejak awal pekan ini di sekitar daerah industri” kata Agus Wiyanta, Juru Bicara PLN wilayah Jawa Barat dan Banten di Bandung, Jumat (30/5).
Menurut Agus, lonjakan beban akibat pemakaian listrik meningkat rata-rata sampai 5.700 Mega Watt pasca pemerintah mengumumkan kenaikan BBM. Sebelumnya, beban Jawa Barat-Banten tercatat rata-rata hanya 4.800 Mega Watt.
Dua kondisi itu yang memaksa PT PLN Jawa Barat-Banten melakukan pemadaman bergilir. Karena jika dipaksakan, bisa menyebabkan listrik Jawa-Bali mati total (black out). Karena itu, PLN meminta masyarakat berhemat memakai listrik dengan seperlunya hingga pemadaman yang dilakukan tak meluas.
Menurut Agus, pemadaman ini juga dipakai PLN mempercepat pemeliharaan jaringan listrik. Sebagian besar rencananya dilakukan tahun depan, bahkan dipercepat saat ini. “Pemeliharaan itu tak akan menambah waktu pemadaman bergilir.” ujarnya.
Pemadaman yang dilakukan kemarin ternyata hanya menjangkau 15 persen dari total pelanggan. Agus sendiri emoh menyebut berapa persisnya antarpelanggan rumah tangga, bisnis dan industri. Namun, pemadaman yang menimpa tiap pelanggan sejak awal pekan ini terpaksa dilakukan dadakan di luar rencana semula.
Dalam catatan PT PLN Jawa Barat-Banten, pemakaian April lalu, pelanggan rumah tangga 7,47 juta dengan 856 juta kWh sebulan, bisnis mencapai 223,8 ribu dengan 206,5 juta kWh, sosial 168,7 ribu dengan pemakaian 37,9 juta kWh , pemerintah 32.420 pelanggan dengan 37,24 juta kWh, serta pelanggan industri 10.784 dengan 1,635 miliar kWh.
Jumlah pelanggan sendiri terus bertumbuh sepanjang tahun. ”Rata-rata 4 persen sampai 6 persen dalam setahun,” katanya.
Source
Labels: Bisnis dan Ekonomi, News
0 comments:
Post a Comment