Friday, December 28, 2007
TEMPO Interaktif, Jakarta:Wakil Presiden menyatakan pembatalan rencana pengalihan premium oktan 88 ke premium oktan 90 dan pertamax bertujuan untuk menjaga stabilitas ekonomi masyarakat. Terlebih lagi dengan adanya bencana, dan potensi kenaikan pangan terutama harga beras. "Sebenarnya bukan dibatalkan, tetapi dihentikan pembahasannya. Kebijakan itu kan belum diberlakukan," kata Kalla kepada wartawan seusai shalat Jumat di Kantor Wakil Presiden Jumat (28/12).
Menurut Kalla, penetapan asumsi harga minyak mentah dunia US$100/barel juga ternyata tidak relevan. Bahkan harga minyak sudah cenderung turun. "Ini untuk menjaga stabilitas, supaya masyarakat tidak dibebani karena kebijakan ini secara langsung bisa menaikkan harga, pengaruhnya juga ke inflasi," kata dia.
Konsekuensinya, kata Kalla, subsidi bahan bakar bisa saja rentan dengan fluktuasi harga minyak mentah dunia. Namun, potensi pembengkakan subsidi bisa ditutupi dengan keuntungan akibat kenaikan minyak mentah ini. "Disisi lain, pemerintah akan optimalkan program konversi minyak tanah ke gas dan penggunaan lampu hemat energi," kata Kalla.
Upaya lain untuk menjaga stabilitas inflasi,kata Kalla, akibat tanaman padi banyak tergenang air akibat banjir, hal itu sudah diantisipasi oleh pemerintah. Upaya ini, ujar Kalla, sering terjadi setiap tahun dan langkah antisipasi sudah disiapkan."Beras itu, kata BPS tahun ini surplus 4 persen, jadi untuk awal tahun aman," kata dia.
Source
Silahkan Beri Komentar Anda Mengenai Berita/Artikel Ini.
Labels: Bisnis dan Ekonomi, News
0 comments:
Post a Comment