Friday, December 21, 2007
Sebuah toko mainan yang dipenuhi keajaiban dikelola seorang gadis mungil, Molly Mahoney (diperankan Natalie Portman). Mainan yang dijual di toko itu bukan sekadar mainan biasa, melainkan mainan yang dikuasai kekuatan magis. Semua mainan seperti hidup. Misalnya saja, boneka yang bisa berinteraksi dengan manusia. Begitu juga dengan ruangan berisi bola berbagai ukuran yang bergerak dengan sendirinya.
Itulah benang merah cerita film terbaru produksi Fox-Walden, perusahaan kongsi antara 20th Century Fox dan Walden Media, berjudul Mr Magorium's Wonder Emporium. Film yang diangkat dari novel dengan judul yang sama dengan judul film ini berkisah tentang toko mainan ajaib yang dimiliki Magorium (Dustin Hoffman), pria berusia 243 tahun.
Sejak awal, film ini mengisahkan kegembiraan ala anak-anak. Konflik mulai muncul ketika Magorium menyatakan akan pergi meninggalkan semuanya. Kepada Mahoney, Magorium mengatakan akan mewariskan toko itu. Namun, Mahoney tidak menginginkan toko itu karena ia bercita-cita menjadi seorang pianis dan komposer. "Kubus ini akan membawamu pada petualangan yang penuh keyakinan dan cinta. Kamu akan menemukan yang terbaik," ujar Magorium sembari memberikan kubus Congreve kepada Mahoney.
Sejak itu, Mahoney dilanda kebingungan tentang bagaimana menjalankan toko tanpa kehadiran Magorium yang sangat disayanginya. Konflik bertambah dengan hadirnya seorang akuntan bernama Henry Weston (Jason Bateman). Ia ditugasi Magorium mengurus semua keperluan pengalihan toko, mulai menghitung aset, pajak, hingga surat-surat berharga lainnya.
Tidak hanya Mahoney yang murung. Toko ajaib itu pun seakan hidup dan menunjukkan sikap tidak setujunya mengenai rencana kepergian Magorium. Awalnya, salah satu sudut toko yang berwarna merah berubah menjadi warna gelap. Belakangan, seluruh toko ikut ngambek. Mainan tidak lagi bewarna, boneka-boneka binatang hidup dan menyerang manusia, seisi toko pun berantakan.
Film yang ditulis dan disutradarai oleh Zach Helm ini agaknya bisa menjadi alternatif film hiburan. Film berdurasi 94 menit ini menghadirkan warna-warna cerah yang sedap dipandang mata. Animasi yang menghidupkan binatang dalam toko juga terasa begitu hidup.
Walau begitu, film ini tidak lepas dari kritik pedas. Dalam situs Rotten Tomatoes, hanya 35 persen review yang memberikan penilaian positif, dari total 109 review. Bahkan dalam situs Metacritic, film ini hanya mendapat nilai 48 dalam skala 100. Pengkritik rata-rata mempermasalahkan jalan cerita yang dinilai datar. "Pemandangan penuh warna dan pemain yang bertalenta tidak bisa menaikkan cerita yang lunak," seorang kritikus menuliskan di situs Rotten Tomatoes.
Akting para pemain dalam film ini memang patut dipuji. Dustin Hoffman mampu memerankan pria berusia lebih dari 2 abad dengan apik. Misalnya saja, ia bisa memposisikan bibirnya seakan-akan sudah peyot. "Aku pernah membuat boneka untuk (Napoleon) Bonaparte," ujarnya. Bahkan salah satu foto menunjukkan ia berfoto dengan Thomas Alfa Edison ketika ia menemukan lampu.
Pada minggu pertama penayangannya di Amerika dan Kanada pertengahan November lalu, film ini berhasil meraup pendapatan sebesar US$ 9,6 juta. Pada akhir November, angka itu membengkak menjadi US$ 24,8 juta untuk pemutarannya di seluruh dunia. Salah satu alasan orang menonton film ini adalah karena, "Bisa membawa kita kembali ke masa kanak-kanak dulu. Ini luar biasa," seorang penonton menuliskan di situs resmi database film.
Source
Silahkan Beri Komentar Anda Mengenai Berita/Artikel Ini.
0 comments:
Post a Comment