Monday, November 12, 2007
Di Sidang Penutupan KTT Ibero-American
SANTIAGO - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ibero-American yang ditutup Sabtu (10/11) di Santiago, Cile, berakhir antiklimaks. Forum yang bertujuan menyatukan kekuatan negara-negara Amerika Latin, Portugis, Spanyol, dan Andora itu justru menciptakan konflik terbuka antara dua negara peserta, Spanyol dan Venezuela.
Pada sidang penutupan, Raja Spanyol Juan Carlos terlibat pertengkaran mulut dengan Presiden Venezuela Hugo Chavez. Insiden yang sangat tidak patut di forum diplomat yang menjunjung sopan santun pernyataan itu, membuat orang nomor satu di Spanyol tersebut walk out dari ruang sidang.
Pertengkaran dipicu oleh pidato Hugo Chavez yang menyebut mantan Perdana Menteri (PM) Spanyol Jose Maria Aznar sebagai seorang fasis. "Seekor ular lebih manusiawi dari seorang fasis," kata Chavez dengan nada tinggi. Ini "serangan verbal" kedua oleh Chavez. Sebab, sehari sebelumnya, Jumat (9/11), dia juga menyebut Aznar, yang dikenal memiliki hubungan dekat dengan Presiden AS George W. Bush, terlibat dalam konspirasi kudeta untuk menggulingkan dia pada 2002.
Pidato Chavez itu langsung diinterupsi PM Spanyol Jose Luis Rodriguez Zapatero yang duduk satu baris dengan Chavez. Pejabat yang menggantikan Aznar itu meminta Chavez lebih sopan dan diplomatis dalam berpidato. "Anda harus menunjukkan ketidaksetujuan kepada pihak lain dengan suatu cara yang dihormati walaupun ada pertentangan ideologi," tegas Zapatero setelah pimpinan sidang menyetujui interupsinya. "(Mantan PM) Aznar terpilih secara demokratis oleh rakyat Spanyol dan memiliki legitimasi sebagai wakil rakyat Spanyol," lanjutnya.
Ditegur PM Spanyol tak membuat Chavez menghentikan aksi tidak bersahabatnya. Presiden yang dikenal sebagai penentang kebijakan AS dan sekutunya di Amerika Latin itu malah terlihat emosi karena pidatonya terpotong interupsi. Dia mencoba mengatakan sesuatu, namun mikrofon di depannya tiba-tiba tidak berfungsi.
Ulah Chavez itu membuat Raja Spanyol Juan Carlos yang berada di samping Zapatero tak bisa lagi menahan kemarahan. Dengan spontan Raja Spanyol itu memarahi Chavez. "Mengapa Anda tidak menutup mulut?" teriak Juan Carlos kepada Chavez dengan nada sebal, seperti orang tua memarahi anaknya.
Dasar Chavez memang keras kepala. Dikeroyok dua orang paling dihormati di Spanyol itu tak membuatnya kehabisan kata-kata untuk membela diri. "Saya tidak menyakiti siapa pun. Saya hanya mengatakan kebenaran. Pemerintah Venezuela berhak merespons setiap serangan di mana pun dengan cara apa pun," ujarnya. Merasa kelakuan Chavez sudah keterlaluan, Raja Juan Carlos langsung berdiri dari kursinya dan berjalan dengan cepat meninggalkan ruang sidang.
Pertengkaran itu membuat ratusan peserta KTT, termasuk kepala negara dan utusan dari 22 negara, tercengang. Pimpinan sidang segera mengakhiri pertengkaran dan melanjutkan agenda penutupan KTT tanpa kehadiran Raja Spanyol Juan Carlos.
Konflik antara dua negara peserta KTT Ibero-American ternyata juga terjadi sebelum insiden pertengkaran Hugo Chavez dan Raja Juan Carlos. Dua kepala negara bertetangga, Argentina dan Uruguay, juga saling serang mengenai pembangunan pabrik kertas Uruguay di dekat perbatasan dengan Argentina.
Pada pidato di awal KTT Presiden Uruguay Tabare Vazquez mengatakan akan menutup jalan perbatasan dari Uruguay ke Argentina, menyusul protes pemerintah Argentina atas dampak lingkungan limbah pabrik kertas tersebut. Pernyataan itu direspons Presiden Argentina Nestor Kirchner dengan meninggalkan ruang sidang.
Sejauh ini belum ada tanggapan dari tuan rumah KTT, Cile, atas KTT yang gagal total mencapai tujuan itu.
Source
Silahkan Beri Komentar Anda Mengenai Berita/Artikel Ini.
Labels: News, Sosial Politik
0 comments:
Post a Comment