Thursday, November 29, 2007
Jakarta : Sebanyak 26 pelaut Indonesia diduga tewas setelah kapal yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan di pantai Utara Taiwan, rabu kemarin. Aparat penjaga pantai Taiwan saat ini meluncurkan pencarian besar-besaran lewat laut dan udara, setelah menerima signal terakhir dari kapal nahas tersebut.
Kantor berita Prancis AFP melaporkan bahwa salah satu korban berhasil diselamatkan. Laporan itu ddasarkan salah satu tayangan gambar di televisi lokal Taiwan, yang memperlihatkan penjaga pantai menyelamatkan salah satu korban dari laut.
Ho Wen Chih, salah satu pejabat dari kementerian transportasi Taiwan, menyatakan khawatir korban lain tak terselamatkan mengingat cvuaca buruk yang menimpa negaranya beberapa hari terakhir. "Saya khawatir yang lainnya tewas, Kemungkinan bertahan hidup di laut saat cuaca buruk seharian penuh amatlah rendah," kata dia seperti dikutip AFP.
Salah satu pelaut yang berhasil diselamatkan mengaku pada penyelamatnya (Penjaga pantai Taiwan) bahwa kapalnya oleng dan tenggelam setelah lima menit sebelumnya terhantam gelombang. Limpahan air dahsyat itu menerpa kapal serta kemudian memasuki kabin-kabin. Korban selamat yang lantas menceritakan kesaksiannya pada penjaga pantai Taiwan itu mengaku berada di dek kapal saat dihantam badai, sebelum kemudian ia terlempar ke laut.
"Berikan sinyal gawat darurat, kapal bakal tenggelam," ujar Jeffrey Tsao, pejabat kementerian transportasi taiwan yang lain, menirukan kesaksian sang pelaut.
Kecelakaan itu terjadi saat kapal mengarah ke Tianjin, salah stau pelabuhan di Cina. Kapal berbendera Panama yang belum diketahui namanya itu mengangkut bijih besi dari Indonesia. Penjaga pantai menyatakan pencarian sisa korban tak akan dihentikan selama 6 hari kedepan.
Pemerintah Masih Menunggu Notifikasi dari Taiwan
Direktur Perlindungan dan Bantuan Hukum Warga Negara Indonesia Teguh Wardoyo mengatakan, pemerintah masih menunggu notifikasi dari pemerintah Taiwan sehubungan dengan dugaan tewasnya 26 anak buah kapal berkewarganegaraan Indonesia dalam Badai di Pantai Utara Taiwan. "Saat ini kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah Taiwan dan menunggu notifikasi mereka," ujar Teguh kepada Tempo, Kamis (29/11).
Ia mengatakan pihak Departemen Luar Negeri baru mendengar kabar kecelakaan yang terjadi pada Rabu lalu (27/11) tersebut pagi ini. "Kami masih belum tahu kebenaran kabar tersebut, namun sudah menghubungi pemerintah Taiwan," ujarnya.
Teguh mengatakan saat ini pihaknya menunggu notifikasi tersebut melalui Kantor Perwakilan Dagang Indonesia di Taiwan. "Kita tidak memiliki Kedubes disana," katanya.
Setelah pemerintah Taiwan melakukan upaya penyelamatan, identifikasi, dan dokumentasi, kata dia, pihaknya baru dapat memberikan keterangan lebih lanjut.
Kantor Berita AFP melaporkan kapal berbendera Panama yang belum diketahui namanya itu mengangkut bijih besi dari Indonesia dengan membawa 26 pelaut berkwarganegaraan Indonesia. Aparat penjaga pantai Taiwan saat ini meluncurkan pencarian besar-besaran lewat laut dan udara, setelah menerima signal terakhir dari kapal nahas tersebut pada Rabu (27/11).
Salah satu pelaut yang berhasil diselamatkan mengaku pada penjaga pantai bahwa kapalnya oleng dan tenggelam setelah lima menit sebelumnya terhantam gelombang. Limpahan air dahsyat itu menerpa kapal serta kemudian memasuki kabin-kabin. Korban selamat yang lantas menceritakan kesaksiannya pada penjaga pantai Taiwan itu mengaku berada di dek kapal saat dihantam badai, sebelum kemudian ia terlempar ke laut.
Kapal nahas tersebut sedang menuju Tianjin, Cina ketika kecelakaan tersebut berlangsung.
Source
Silahkan Beri Komentar Anda Mengenai Berita/Artikel Ini.
Labels: Bencana dan Kecelakaan, News
0 comments:
Post a Comment