Friday, October 19, 2007
Malaysia kekurangan dosen Fakultas Kedokteran (FK) daripada menjadi dosen dan guru besar FK. "Banyak dokter di Malaysia yang merupakan lulusan FK luar negeri maupun lulusan FK Malaysia lebih senang bekerja di rumah-rumah sakit besar di Malaysia atau buka praktek swasta," kata Sekretaris Parlemen Kementrian Pengajian Tinggi Malaysia Dato'Dr Adham Limbaba bersama Direktur Jenderal Kementrian Pengajian Tinggi Malaysia Dato' Prof Dr Hassan Said dan College of Medical Sciences Dato'Dr Zainuddin MD Wazir di Medan, Kamis (18/9).
Alasan mereka, kata Dr Adham Limbaba, gaji yang mereka peroleh dari bekerja di rumah-rumah sakit besar di Malaysia maupun buka praktek sendiri bisa mencapai ratusan juta rupiah per bulan.
"Jika mereka menjadi dosen FK hanya menerima gaji Rp 40 juta per bulan," kata Dr Adham Limbaba yang menambahkan Pemerintah Malaysia telah berupaya keras menaikan gaji dan tunjangan para dosen FK serta memperbaiki sarana dan prasarana FK di seluruh universitas di Malaysia.
Oleh karenanya sejumlah FK di Malaysia tertutup bagi mahasiswa-mahasiswa asing yang ingin kuliah di FK karena FK di Malaysia masih diprirotaskan untuk pelajar-pelajar Malaysia. "Itupun sangat terbatas karena daya tampungnya yang sangat minim akibat kurangnya dosen di FK," kata Prof Dr Hasaan Said yang mendorong mahasiswa Malaysia untuk kuliah FK di luar negeri.
Boleh beroperasi
Prof Dr Hassan Said mengatakan, Perguruan Tinggi Asing (PTA) boleh beroperasi di Malaysia. Mereka mendirikan pendidikan tinggi di Malaysia sesuai dengan standar di negaranya.
Saat ini PTA yang telah beroperasi di Malaysia adalah Notingham (Inggris), Manchester (Inggeris), Curtin (Australia), Monash (Australia) dan beberapa PTA lainnya, kata Prof Hassan Said.
Kehadiran PTA ini memiliki daya tarik sendiri bagi pendidikan tinggi di Malaysia karena mampu menyedot mahasiswa-mahasiswa luar negeri untuk kuliah di Malaysia dengan biaya murah.
"Banyak mahasiswa asal Indonesia, Thailand, Singapura kuliah di PTA di Malaysia karena standar biaya hidup lebih murah ketimbang mereka kuliah di negara asalnya seperti Inggeris dan Australia," tambah Adham.
Sumber : waspada.co.id
Silahkan Beri Komentar Anda Mengenai Berita/Artikel Ini.
Labels: Buku dan Pendidikan, News, Sosial Politik
0 comments:
Post a Comment