News, Articles & Reviews

Sejak ribuan tahun silam, tiles sudah di pergunakan untuk pelengkap pada bangunan-bangunan pada zaman dahulu.  Pada abad ke-13 di Eropa, tiles di buat dengan di beri sentuhan seni yang menghasilkan skema yang rumit namun jika sudah di pasang dan di gabungkan menjadi karya seni yang luar biasa. 


Pada saat itu, tiles berkembang menjadi suatu karya seni yang tak ternilai, dan di masa keemasan Raja-raja Persia sekitar abad ke-17, keramik ini di pergunakan untuk menghias kubah masjid dengan bergaya mozaik yang dibalut dengan tulisan kufi pada kubah dan dinding masjid seolah manandakan masjid terasa nilai islamiknya.

Waktu demi waktu telah berjalan seiring dengan perkembangan teknologi, dengan itu pada zaman sekarang tiles di buat pada digital.  Percetakan model ini disebut juga manipulasi seni dan fotografis.  Dalam metode ini gambar yang di ambil melalui foto atau editing pada photoshop ini di di cetak memakai mesin dengan tekanan suhu yang sangat tinggi untuk memadukan gambar dengan cetakan keramik tersebut.

Metode ini semakin populer dan berkembang dan telah di pakai untuk memperindah ruangan pada rumah tinggal, restoran, mall, dan penginapan-penginapan seperti hotel.

Di Indonesia, tiles adalah salah satu aset negara.  Indonesia menduduki peringkat ke-3 dalam pengekspor tiles, pasalnya di Indonesia banyak sekali perusahaan yang bergerak dalam produksi keramik dan yang paling berpengaruh dan menjadi perusahaan keramik dengan pengekspor terbanyak adalah PT. Angsa Daya ( IKAD ).

Perusahaan ini sudah berdiri sejak 12 tahun yang lalu dengan mengalami pasang surut penjualan.  Namun sejak saat ini penjualan meningkat 10 kali lipat menjadi eksportir utama di Indonesia.  Perusahaan yang semakin berkembang dengan membuka cabang yang berpencar di seluruh pulau di Indonesia.  Produk perusahaan ini merambah luas pada peralatan rumah tangga seperti membuat cangkir, teko , piring dan alat makan lainnya.