Wednesday, March 7, 2012
Jakarta
(ANTARA News) - Sampah selalu dibuang namun uang dicari-cari. Bagaimana
cara memadukan kedua hal ini? Bisa saja, salah satunya melalui bank
sampah, daur ulang, dan lain sebagainya.
Intinya,
bagaimana kita bisa mengelola sampah secara ekologis, ekonomis, dan
kreatif. Pernahkah melihat bunga plastik bekas botol kemasan air
mineral? Kalau pernah, bisa dipastikan kita tidak akan pernah menduga
asal-usul kembang plastik itu, karena sudah lain sama sekali. Dari
sampah, dengan sedikit kreatifitas dan kejelian melihat pasar dan
peluang, uang bisa datang.
Pengelolaan sampah
adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan, atau
pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada
material sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia dan biasanya
dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau
keindahan.
Pengelolaan sampah juga dilakukan
untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa melibatkan
zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus
untuk masing masing jenis zat. Yang terakhir ini jelas melibatkan
pengetahuan tinggi dan peraturan tersendiri dari negara.
Misal
di Jakarta, entah berapa belas ton kantong kresek plastik baru yang
tiap hari beredar di tangan orang, kebanyakan dari toko, warung, atau
tempat-tempat usaha lain. Membuang di mana saja, itu kebiasaan buruk
yang masih terjadi di depan mata. Selain karena (memang) ketiadaan
tempat sampah yang baik, strategis, namun lebih disumbang karena faktor
kebiasaan membuang sampah pada tempatnya.
Pendidikan
dan kesadaran di bidang pengelolaan limbah dan sampah yang semakin
penting dari perspektif global dari manajemen sumber daya. Dalam skala
kecil, di lingkungan rumah dan lingkungan tempat tinggal, bisa dimulai
dari kebiasaan sederhana: memisahkan sampah, antara sampah organik eks
rumah tangga dan sampah anorganik yang tidak mudah hancur.
Sampah
anorganik itu bisa dilihat mudah saja, sampah plastik, sampah logam
(kaleng kemasan aerosol atau pewangi, kemasan berlogam semisal bungkus
makanan kemasan, ban bekas, sampai ember bekas). Sampah kategori ini
dibuang dalam wadah tersendiri karena jika tercampur akan menyulitkan
usaha pemanfaatannya.
Jika sudah terkumpul,
bisa dijual ke lapak-lapak barang bekas yang lalu menyetorkannya ke
pengumpul besar dan dioper lagi ke pengolah akhir. Mereka inilah yang
bekerja sama dengan pihak industri bahan mentah daur ulang. (*)
Source
Labels: Inovasi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment