Referensi

Jasa Web Design

Saturday, August 7, 2010

MADIUN, [Jual Poster] - Sejumlah warga di Desa Sidorejo, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, mulai beralih menggunakan "blotong" atau limbah pengolahan tebu dari pabrik gula sebagai bahan bakar alternatif pengganti elpiji.

"Apalagi saat ini harga minyak tanah sudah tidak disubsidi lagi sehingga mahal, dan mencari kayu bakar juga cukup sulit," ujar Jamirah, warga Desa Sidorejo, Sabtu (7/8/2010).

Menurut dia, bahan bakar blotong bukan hal yang baru bagi warga di Desa Sidorejo yang memang terletak cukup dekat dengan Pabrik Gula (PG) Kanigoro.

Penggunaan blotong belakangan menjadi semakin diminati warga, setelah kasus ledakan tabung gas elpiji begitu marak disiarkan media massa.

"Karena takut terjadi apa-apa, makanya lebih baik pakai blotong saja untuk keperluan memasak. Selain aman, bahan bakar ini juga sangat murah," kata Jumirah.

Ia menjelaskan, dengan membeli limbah tebu seharga Rp 10.000 per truk dari pabrik gula setempat, Jumirah sudah dapat membuat blotong untuk keperluan hingga dua bulan lebih. Cara pembuatannya pun tidak terlalu sulit.

Sebelum digunakan memasak, limbah tebu yang biasanya masih basah itu terlebih dahulu dijemur selama satu pekan. Setelah mengering dipotong-potong seukuran batu bata merah, lalu blotong kering pun siap digunakan untuk memasak apa saja di dapur.

Menurut Ismini, warga Sidorejo yang lain, blotong yang ia pakai tidak kalah dengan bahan bakar elpiji ataupun minyak tanah. Bara api yang dihasilkannya cukup panas dan bagus.

"Saya mulai memakai blotong lagi sejak beberapa pekan terakhir. Ini karena saya takut memakai elpiji saat memasak," kata Ismini.

Ia mengaku tidak khawatir kehabisan bahan bakar blotong. Sebab, di sekitar PG Kanigoro, banyak sekali limbah blotong yang dibuang di dekat rumahnya.

Apalagi bertepatan dengan musim giling seperti sekarang ini, limbah blotong akan terus bertambah dan menumpuk.

Selain itu, bahan bakar blotong bisa disimpan dalam waktu lama hingga berbulan-bulan, bahkan bisa untuk cadangan di tahun berikutnya.

Berdasarkan data pada Bagian Perekonomian Kabupaten Madiun, terungkap jumlah rumah tangga sasaran (RTS) untuk program konversi minyak tanah ke elpiji di kabupaten itu sebanyak 189.852 KK, dengan rincian untuk rumah tangga sebanyak 182.725 KK dan usaha mikro 127 KK

Source

0 comments:

 

Power by Grandparagon @ 2007 - 2008 Beritadotcom.blogspot.com