Referensi

Jasa Web Design

Saturday, August 7, 2010

BANDUNG, [Jasa Web Design] - Bambang Trisno (39) tidak menyangka Fahri, tetangga rumahnya di RT 02/12 Sukaluyu, Pasir Biru, Cibiru, Kota Bandung, digerebek Tim Detasemen Khusus 88.

Padahal 3 jam sebelumnya, Bambang ngobrol dan dimintai tolong membetulkan mesin pompa air di rumah Fachri, Sabtu (7/8/2010) pukul 08.00 WIB dan pukul 11.00 WIB si Fachri sudah ditangkap.

Fachri adalah pengontrak rumah milik kakak Bambang, bernama Joko, berjarak dua rumah dari rumahnya. Bambang menyaksikan langsung proses penggerebekan itu.

"Saat itu dia pas mandi, terdengar kegaduhan orang-orang yang menggedor rumahnya dan berteriak-teriak. Karena harus berpakaian terlebih dahulu, Bambang agak lama untuk membukakan pintu rumahnya," terangnya.

Saat Bambang membuka pintu, tampak orang-orang bertopeng dan bersenjata laras panjang, sudah menggedor-gedor rumah tetangga Bambang. Satu orang bertopeng menghampiri Fachri, dan mengaku dari Densus 88, seraya meminta Fachri serta tetangga sekitar untuk segera mengosongkan rumah, dengan alasan ada penyergapan teroris.

Belum lama perbincangan dengan anggota Densus 88 tersebut, Bambang menyaksikan dengan mata kepala sendiri, Fachri tergopoh-gopoh diciduk tiga pria bertopeng dan bersenjata lengkap.

Kemudian suara gaduh berpindah ke kebun belakang rumah Bambang. Ternyata satu orang teman Fachri, yang belum diketahui identitasnya, mencoba melompat jendela untuk kabur lewat kebun. Namun usahanya gagal karena langsung disergap anggota Densus 88.

"Begitu saya melihat pria itu lompat dan berusaha lari, pria bertopeng langsung menyergap dari arah belakang dan sampingnya. Orang itu langsung ditangkap. Saya tidak mendengar bunyi letusan senjata, hanya kegaduhan saja," terang Bambang pada Tribunnews.com, Sabtu (7/8/2010)

Diakui Bambang, hari itu di dalam rumah Fachri ada dua orang lainnya. Namun Bambang hanya mengetahui nasib Fachri dan satu orang yang ditangkap di depan mata Bambang. Sementara yang satu lagi Bambang tidak mengetahui nasibnya.

Yanto, penjaga sekolah yang juga warga sekitar kontrakan Fachri, menuturkan bahwa baik Bambang maupun Fachri dan teman-temannya adalah orang yang tertutup.

"Mereka jarang bergaul dengan warga sekitar. Keluarga pemilik kontrakan itu (Joko dan Bambang) jarang mengobrol dengan yang lainnya," tutur Yanto.

Dan Fachri, menurut Yanto, hanya diketahui oleh warga sebagai tukang kunci, dan dua orang lainnya di dalam rumahnya, diakui Fachri sebagai karyawannya.

Source

0 comments:

 

Power by Grandparagon @ 2007 - 2008 Beritadotcom.blogspot.com