Tuesday, July 14, 2009
Jakarta - Proyek-proyek Mekanisme Pembangunan Bersih (CDM) di Indonesia ternyata didominasi sektor energi daripada sektor kehutanan. "Sektor kehutanan belum ada yang diusulkan karena aturannya belum siap," Deputi III Menteri Negara Lingkungan Hidup Bidang Peningkatan Konservasi Sumber Daya Alam dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan Masnellyarti Hilman dalam temu wartawan di kantornya Selasa (14/7).
Proyek CDM ini nantinya akan mendapatkan sertifikat penurunan emisi (CER). Sertifikat inilah yang dibeli negara maju sehingga bisa menambah pendapatan. Kegiatan yang bisa menjadi proyek CDM antara lain Efesiensi energi, energi terbarukan, pengolahan sampah dengan cara menangkap gas metana yang dihasilkan, dan biogas dari sampah pabrik kelapa sawit.
Sektor kehutanan, jelasnya, bisa memanfaatkan mekanisme penanaman kembali lahan yang rusak. Aturan kelayakan CDM kehutanan tersebut, kata Masnellyarti, merupakan wewenang Departemen Kehutanan.
Per Juni 2009 tercatat 102 proyek CDM yang sudah disetujui Komisi Nasional Mekanisme Pembangunan Bersih Indonesia. Tapi yang baru mendapat sertifikat CER hanya 23 proyek.
Sekretaris Kementrian Lingkungan Hidup Arif Yuwono menyatakan Indonesia tengah menggolkan CDM untuk proyek pencegahan kebakaran lahan gambut. "Sampai saat ini belum ada di dunia, maka harus diluluskan," tegasnya. Proyek gambut ini, kata Arif, ditolak sebagai proyek CDM ketika pertemuan di Bonn, Jerman Juni lalu.
Menteri Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar menyatakan potensi CDM Indonesia mencapai 1 milyar U$ per tahun.
Source
Labels: Lingkungan Hidup, News
0 comments:
Post a Comment