Tuesday, September 16, 2008
TEMPO Interaktif, Jakarta: Usus, salah satu organ pencernaan ini, yang terkena imbas di bulan puasa. Pasalnya, kalau usus ini tak punya pekerjaan alias tak ada bahan makanan yang bisa diolah, maka ia akan minta "pekerjaan". Tandanya, perut akan terasa keroncongan, terutama kalau sudah dalam keadaan kosong lebih dari 4 jam. Bisa dibayangkan, kalau organ pencernaan ini tak pernah beristirahat, kecuali di saat seseorang sedang berpuasa.
Bagi penderita sakit maag atau tukak lambung, cukup riskan untuk berpuasa. Namun bila hanya menderita gejala maag ringan, boleh berpuasa asalkan dikonsultasikan terlebih dulu pada dokter. Hal ini otomatis akan sangat mengurangi rangsangan ke dinding dalam lambung, sehingga sekresi enzim-enzim lambung tidak keluar berlebihan.
Setelah beristirahat sekitar 14 jam selama berpuasa, tentu saja pemberian tugas baru pada saluran pencernaan harus dilakukan dengan hati-hati. Saat adzan Maghrib (buka puasa) tiba, sebaiknya dimulai dengan minum atau makan makanan yang mudah dicerna terlebih dahulu. Contohnya, makanan berbentuk hidrat arang, seperti kolak, bubur.
Setelah shalat Maghrib di saat saluran pencernaan sudah beristirahat sejenak, barulah makan lengkap berupa nasi, lauk-pauk, sayur dan buah. Tapi, secukupnya saja.
Jangan lupa, jumlah asupan kalori secara total saat puasa -- sepanjang siang -- akan di bawah jumlah asupan kalori di hari biasa. Jadi, jika makan berlebihan pada malam hari selama puasa, hal ini justru keliru.
Source
0 comments:
Post a Comment