Referensi

Jasa Web Design

Wednesday, July 2, 2008

Liburan 250 Rupiah

Libur telah tiba. Ingin berlibur, tetapi dana terbatas? Mengapa tidak ke museum atau tempat bersejarah yang harga tiket masuknya rata-rata cuma dua ribu perak itu? Di Museum Nasional Jakarta karcis bahkan hanya Rp 750 untuk umum dan Rp 250 untuk pelajar.

Hak angket anggota Dewan Perwakilan Rakyat atas kenaikan harga bahan bakar minyak baru saja bergulir. Harga BBM masih tinggi dan harga kebutuhan pokok mengiri. Berlibur pun maunya irit.

Wisata sejarah memang irit, tetapi apa serunya? Pertanyaan seperti itu mungkin melintas di benak orangtua, menyangka anak-anak tidak bakal menyukai museum yang gelap. Wajar, karena bukan rahasia, museum di sini bukan tempat yang atraktif.

Namun, tidak demikian dengan Ita (37), ibu rumah tangga warga Pasar Minggu yang tahun ini memilih mengajak dua anaknya, Akbar (8) dan Abi (7), pelesir ke Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah di kawasan Kota, Jakarta Utara. Keinginan mengunjungi museum itu justru muncul dari Akbar.

"Aku baca di majalah anak-anak," kata Akbar soal Museum Fatahillah. Hingga kelas dua sekolah dasar, Akbar belum memperoleh pelajaran sejarah, apalagi pengetahuan mengenai museum dan isinya. Jadi, ia girang saat pemandu museum menjelaskan meriam Si Jagur atau pedang yang dipakai mengeksekusi tahanan pada zaman VOC.

Ita mengajak pula orangtuanya, Ratna dan Maksum, yang tinggal di Wonosobo, Jawa Tengah, dan kebetulan sedang menengok cucu ke Jakarta. "Kami naik mobil, lalu parkir di Sudirman. Dari sana, kami naik bus transjakarta," jelas Ita yang pernah satu kali ke Museum Fatahillah sewaktu masih belajar di sekolah dasar.

Setelah Museum Fatahillah, Ita dan keluarga berencana berkunjung ke Museum Nasional atau Museum Gajah di Jalan Merdeka Barat dan Museum Bahari di kawasan Pasar Ikan, Kota, Jakarta.

"Liburan tahun lalu, kami sekeluarga ke Wonosobo. Tahun ini kami sudah berencana mau liburan ke luar kota, tetapi Akbar malah minta wisata sejarah. Asyik juga ternyata, di sini enggak hanya having fun, tetapi jadi tahu sejarah," kata Ita.

Belajar membatik

Mengunjungi museum tidak hanya berjalan menyusuri lorong serta ruang demi ruang di dalamnya. Museum Tekstil di Jalan Aipda KS Tubun menawarkan program kursus membatik. Mau kursus jangka panjang, kursus hanya selama liburan, atau kursus superkilat semua dilayani.

Kesempatan itu ditangkap Siaga (44), warga Meruya, Jakarta. Ia mengajak tiga keponakannya, Helena (7), Talia (11), dan Totok (12), berkunjung ke Museum Tekstil. Tiga keponakannya tak hanya bisa belajar sejarah tekstil, tetapi praktik membatik.

Bagi Siaga, liburan sekolah tidak harus selalu pelesir ke resor di luar kota. Liburan bisa diisi dengan hal-hal yang bermanfaat tanpa menghilangkan unsur kegembiraan. "Mereka jadi tahu proses membatik yang menjadi salah satu kekayaan budaya bangsa kita," kata Siaga.

Siang itu Helena yang baru bersekolah di kelas satu SD memilih motif gambar bidadari yang kemudian disalin di kain. Dibantu seorang instruktur, Helena melapisi motif gambar dengan canting berisi lilin yang dipanaskan dan dicairkan di wajan kecil. Talia yang membuat motif burung merak bergabung untuk bersama-sama membatik.

Para pengunjung biasanya tertarik mengetahui proses membatik, mulai dari menggambar pola, melapisi pola dengan lilin, hingga proses pewarnaan. Nasir, instruktur membatik, menuturkan, selama masa liburan sekolah, jumlah pengunjung yang belajar membatik meningkat.

Dalam sehari, wisatawan Museum Tekstil yang belajar membatik berjumlah 10-12 orang. Sebagian besar pengunjung adalah keluarga yang membawa anak-anak mereka. Sisanya wisatawan mancanegara.

Pengunjung yang mau belajar membatik bisa datang ke ruangan di bagian belakang Museum Tekstil. Kegiatan membatik dilakukan pada jam buka museum pukul 09.00-15.00 dan dipandu empat instruktur.

Krismini, instruktur lain, mengimbuhi, biaya untuk satu paket kursus membatik Rp 200.000. "Kalau untuk membatik sapu tangan saja Rp 35.000, tetapi kalau warga asing Rp 75.000," jelas dia.

Nah, jika masa liburan ada 14 hari, setidaknya beberapa hari bisa diluangkan untuk mengunjungi tempat-tempat bersejarah, yang tentunya ada di setiap kota di Indonesia.

Di Jakarta saja, terdapat 21 bangunan cagar budaya dan 61 museum. Harga tiket masuk rata- rata Rp 2.000 untuk umum, Rp 1.000 untuk mahasiswa, dan Rp 600 untuk pelajar.

Seandainya semua museum dikunjungi, uang yang dikeluarkan maksimal Rp 123.000. Hanya saja, seandainya 14 hari dihabiskan untuk mengunjungi museum dan gedung bersejarah, agaknya masa liburan harus diperpanjang karena tidak mungkin punya cukup waktu.

Source



0 comments:

 

Power by Grandparagon @ 2007 - 2008 Beritadotcom.blogspot.com