Referensi

Jasa Web Design

Friday, June 13, 2008

Untung Udji Berani Hadapi Sidang

Jakarta:Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara Untung Udji Santoso menyatakan siap disidangkan jika diduga terkait dalam kasus dugaan suap jaksa nonaktif Urip Tri Gunawan. ”Jangankan dicopot, disidangkan saja saya berani,” katanya kepada wartawan di kantornya, Jumat (13/6).

Menurut dia, tidak ada bukti atau keterangan apapun yang bisa memberatkannya. "Keterangan siapa yang memberatkan saya?” ujarnya bertanya. Kendati demikian, Untung mengatakan hingga kini belum pernah dimintai keterangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.

Sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Rabu (11/6) lalu dengan terdakwa Artalyta Suryani memperdengarkan rekaman percakapan antara Artalyta dengan Untung Udji. Dalam rekaman itu, Artalyta menghubungi Untung Udji beberapa jam setelah penangkapan jaksa Urip oleh KPK. Urip tertangkap tangan dengan barang bukti uang sebesar US$ 660 ribu atau sekitar Rp 6 miliar di kawasan Simprug, Jakarta, di kediaman pengusaha Sjamsul Nursalim. Kuat dugaan uang itu merupakan suap dalam penyelidikan BLBI. Artalyta sendiri disebut-sebut kerabat Sjamsul.

Percakapannya dengan Artalyta pada 2 Maret lalu, kata Untung, membuatnya terkejut. Sebab saat itu Untung sedang tidur dan terbangun karena telepon genggamnya berdering. ”Kok tumben telepon saya,” kata Untung kepada Artalyta. Saat itu, menurut dia, Artalyta meminta bantuannya karena Urip ditangkap KPK. "Dia minta tolong agar menelepon ke beberapa orang, ini dan itu. Tapi, tidak saya kerjakan,” ujarnya.

Untung mengaku tidak mengetahui uang sebesar US$ 660 ribu yang diberikan Artalyta kepada Urip. ”Saya kira Rp 600 ribu,” ujarnya. ”Begitu dia bilang dolar, saya kaget. Laa ilaa haillallah.” Menurut Untung, percakapannya dengan Artalyta merupakan pintu masuk bagi KPK untuk membuktikan adanya aliran dana dari Artalyta kepada Urip.

Untung mengaku mengenal Artalyta saat menjabat Direktur Penyidikan ketika menyidik kasus dugaan korupsi Sjamsul Nursalim. ”Yang penting saya tidak pernah memanfaatkan etika profesi terhadapnya,” ujarnya.

Perihal dugaan skenario penangkapan Artalyta, kata Untung, saat itu penangkapan dilakukan supaya ada keadilan. ”Kalau yang diduga menerima suap ditahan, kenapa yang memberi tidak,” katanya. Setelah menerima telepon Artalyta, Untung pun segera menghubungi Jaksa Agung Muda Intelijen Wisnu Subroto.

Ditemui terpisah, Wisnu mengaku dihubungi Untung yang mengabarkan penangkapan Urip. Sama seperti Untung, Wisnu pun menilai si pemberi suap pun harus ditangkap. ”Tapi tidak ada skenario begitu,” katanya. ”Kalau yang satu ditangkap, kenapa yang lain tidak. Kami kan solider saja.”

Intelijen kejaksaan, kata Wisnu, tidak berwenang langsung menangkap seseorang karena itu adalah kewenangan pidana khusus. Karena itu, dia menghubungi Direktur Penyidikan Pidana Khusus saat itu, M. Salim, untuk menangkap Artalyta.

Salim sendiri saat dimintai konfirmasi mengatakan, kejaksaan belum mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk orang dekat obligor BLBI Sjamsul Nursalim itu. ”Belum,” ujar dia singkat. Namun Salim enggan berkomentar lebih jauh. ”Sudahlah.. sudahlah,” ujarnya sambil berlalu.

Source



0 comments:

 

Power by Grandparagon @ 2007 - 2008 Beritadotcom.blogspot.com