Friday, June 27, 2008
JAKARTA, JUMAT - Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Syamsir Siregar ditantang untuk menyebutkan parpol apa yang mendalangi aksi demo mahasiswa yang berujung anarkis. Kepala BIN diminta berbicara jujur daripada hanya membuat pernyataan sesat kepada publik.
"Kami, di DPR sama sekali tidak mengerti apa yang dimaksud dengan mendalangi. Apakah menyuruh, menggerakkan, membiayai atau apa? Kalau memang ada, itu adalah sebuah pelanggaran," kata Sekertaris I PDI Perjuangan DPR, Ganjar Pranowo, Jumat (27/6).
"Jadi, kalau memang ada ya segera diproses hukum saja. Kok repot? Jangan hanya membuat isu baru yang terkesan hanya ingin membelokan isu terkait Hak Angket yang kini sedang bergulir di DPR," kata Ganjar.
Ia menilai, aksi yang dilakukan terkait penolakan kenaikan harga BBM, tidak hanya diikuti oleh para mahasiswa saja. Kalau soal mendalangi, kata Ganjar, republik ini punya pengalaman lebih besar dari itu.
"Ya mendalangi,membiayai, terlibat langsung, bahkan membakar toko-toko pada saat kejatuhan Soeharto. Saat itu, tidak ada orang BIN yang komentar. Dan tidak ada satupun yang diproses hukum," ujar Ganjar.
"Demo tahun 1998 lalu, adalah demo yang paling dahsyat. Jangankan soal tuduhan atau isu dalang, Usaha untuk melakukan pengusutan siapa aktor utama aksi itu, sampai sekarang tidak dilakukan sama sekali. Jadi, apa yang dilakatakan Kepala BIN, kuno, tidak ada perubahan, menggunakan cara-cara lama," Ganjar menambahkan.
Sama seperti yang diungkap Ganjar Pranowo, anggota Komisi I DPR - membidangi politik dan hubungan luar negeri - Andreas Hugo Pariera menyatakan, rezim pemerintahan saat ini hanya ingin menegaskan negara ini sedang sakit akibat dikelola dengan cara yang tidak becus.
"Dengan melontarkan tuduhan-tuduhan ngawur dan tidak profesional. Gaya kinerja BIN sekarang ini menunjukan kinerja yang tidak berubah. Politik Melayu jaman dulu," cetus Andreas.
Tugas BIN, jelas Andreas, adalah menyuplai informasi dan melakukan koordinasi dengan pihak keamanan untuk mencegah gangguan kamtibmas, bukan berwacana, menakut-nakuti warga negara melalui media massa.
"Masyarakat sekarang ini sudah cerdas, tidak lagi bisa dibodohi dengan pernyataan ngawur. Apa yang diungkap BIN, menunjukan kegagalan BIN melakukan koordinasi secara baik dalam mencegah terjadinya anarkisme. Pernyataan ini, malah membuat kecurigaan, BIN memang ikut bermain dalam aksi mahasiswa yang berujung pada anarkisme ini," Andreas menjelaskan.
Source
Labels: Hukum dan Kriminal, News, Sosial Politik
0 comments:
Post a Comment