Referensi

Jasa Web Design

Tuesday, March 11, 2008

Semarang (ANTARA News) - Mantan pebulutangkis nasional, Hastomo Arbi, berpendapat ganda putra pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan berpeluang besar meraih medali emas pada Olimpiade yang dijadwalkan berlangsung di China pada akhir Agustus 2008.

"Saya melihat dari pebulutangkis Indonesia yang turun pada Olimpiade itu hanya ganda putra yang berpeluang meraih medali emas, karena prestasi mereka akhir-akhir ini menunjukkan peningkatan yang berarti," kata Hastomo, yang juga Wakil Manajer Tim PB Djarum Kudus, ketika dihubungi dari Semarang, Selasa.

Ia menjelaskan, dengan modal mereka sebagai juara dunia tampaknya peluang untuk meraih tempat terhormat pada pesta olahraga multievent dunia di China tersebut terbuka lebar.

"Saya tidak menyepelekan kekuatan atlet lain, tetapi saya lihat memang peluang mereka cukup besar," katanya.

Kekalahan pada babak pertama dari ganda Jepang, Keita Masuda/Tadashi Ohtsuka, 19-21 dan 9-21 pada turnamen bulu tangkis tertua di dunia, All England di Inggris beberapa hari lalu, menurut dia, tidak ada masalah, tetapi justru menjadi bahan evaluasi untuk turun pada Olimpiade mendatang.

"Saya lihat Markis Kido/Hendra Setiawan terlihat menyepelekan atau menganggap ringan lawan, sehingga menjadi bumerang tersendiri bagi pasangan kita," kata pebulutangkis yang menjadi pahlawan tim Indonesia itu saat merebut Piala Thomas tahun 1984 ketika mengalahkan tunggal putra China, Han Jian.

Menyinggung peluang Taufik Hidayat untuk mempertahankan medali emas pada Olimpiade 2008, kakak kandung mantan pebulu tangkis nasional, Heryanto Arbi tersebut mengatakan, peluang tetap ada, tetapi harus melihat hasil undian terlebih dulu.

"Saya lihat Taufik Hidayat tidak cocok bertemu pebulutangkis China. Pendapat saya, pada babak-babak awal, Taufik Hidayat dan Sony Dwi Kuncoro jangan bertemu tunggal China terlebih dulu, tetapi kalau mulai babak semifinal, tidak masalah," katanya.

Dijelaskannya, memang karakter pebulutangkis Indonesia tidak cocok dengan permainan yang dikembangkan pebulutangkis China yang bermain cepat dengan smash-smash yang tajam.

"Saya kira dalam bulutangkis adalah hal yang wajar, jika seorang atlet tidak cocok bertemu dengan atlet lain. Pebulutangkis Korea Selatan juga tidak cocok ketemu China," katanya.

Ia mengatakan, saat final Olimpiade 2004, Taufik terlihat enjoy bertemu pebulu tangkis Korea Selatan yang akhirnya mengantarkannya meraih medali emas.

Mengenai lawan berat yang bakal dihadapi Taufik dalam rangka mempertahankan medali emas yang direbut pada Olimpiade 2004 Athena, Yunani, Hastomo menyebutkan Lin Dan, Bao Chun Lai (keduanya dari China), dan Lee Chong Wei (Malaysia) akan menjadi lawan berat pebul tangkis dari Jawa Barat tersebut.

Pada turnamen All England beberapa hari lalu, Taufik Hidayat hanya bertahan sampai pada babak perempatfinal karena kalah dari Lee Chong Wei dengan straight set, 21-23 dan 17-21.

Ia mengakui, memang penampilan Taufik Hidayat terutama pada babak-babak awal terlihat santai, tetapi setelah yang bersangkutan mencapai babak empat besar atau semifinal, baru terlihat kemampuan Taufik yang sebenarnya.

Sementara itu, peluang Sony Dwi Kuncoro, kata dia, juga terbuka dan kekalahan pebulutangkis asal Jatim pada babak perempatfinal All England dari Chen Jin (China yang akhirnya juara), 14-21 dan 12-21 karena ada masalah dengan badan Sony, sehingga yang bersangkutan tampil kurang maksimal.

"Saya kira pebulutangkis Indonesia (terutama di kelompok putra) tetap berpeluang pada Olimpiade, meskipun kita sempat gagal pada All England (tidak satupun gelar yang dibawa pulang)," katanya. (*)

Source



0 comments:

 

Power by Grandparagon @ 2007 - 2008 Beritadotcom.blogspot.com