Referensi

Jasa Web Design

Wednesday, March 26, 2008

California: Mungkinkah perilaku kawin-mawin berasal dari sebuah masa 570 juta tahun lalu? Tim paleontolog yang sedang meneliti di Australia menunjuk ke masa itu lewat temuan fosil berupa hewan mirip sedotan di dasar laut.

Funisia dorothea--nama hewan purba itu--ditemukan berbonggol-bonggol, menancap rapat ke lantai laut dangkal berpasir yang kini dikenal sebagai kawasan busur belakang Australia. Usia setiap individunya yang sebaya dan dasar bonggol yang sama mendasari kesimpulan tim bahwa hewan-hewan yang tumbuh tegak sepanjang 30 sentimeter itu berasal dari penetasan telur yang simultan, bukan dari kelahiran aseksual yang tidak terkoordinasi.

Mary Droser, profesor paleontologi di Universitas California, yang memimpin ekskavasi funisia, menduga jenis hewan itu punah ketika badai mengangkat lantai laut dan menguburnya di dalam pasir. Masa itu tergolong masa Neoproterozoik, sebuah masa sepanjang 100 juta tahun yang berakhir 540 juta tahun lalu.

Berdasarkan usianya, funisia membentuk ekosistem hewan pertama yang paling dini di bumi. Funisia bertubuh lunak, tapi aman dari predator karena memang belum ada jenis hewan lainnya yang berkembang. Bahkan cacing dan hewan-hewan pengurai pun belum muncul.

"Secara umum, mereka tumbuh rapat satu sama lain, sebagian untuk memastikan kesuksesan reproduksi," kata Droser.

Perilaku itu, Rachel Wood dari Universitas Edinburgh menambahkan, mirip cara spora dan karang bereproduksi dan berkembang saat ini. "Fakta bahwa funisia terdiri atas paket-paket yang tumbuh rapat di lantai laut memungkinkan kami menyimpulkan kalau organisme ini bereproduksi secara seksual," katanya.

Dalam laporannya di jurnal Science, Droser, Wood, dan anggota tim lainnya belum mampu mengidentifikasi mulut funisia atau anatomi lainnya. Tapi yang sudah bisa dipastikan adalah perilaku seks funisia lebih bersifat fungsional daripada hubungan sosial. "Saya mungkin saja salah, tapi saya lebih suka berpikir mereka menikmatinya," katanya.

Droser memilihkan nama Dorothea untuk fosil temuannya itu dari nama ibunya, Dorothy Droser. Ibunyalah yang selama ini berperan mengasuh anak-anaknya ketika ditinggal meneliti, termasuk memasak untuk bekal sebuah ekspedisi. "Keluarga menganggapnya sebagai canda karena saya memiliki 11 cucu. Jelas sekali, reproduksi adalah hal baik untuk saya," kata Dorothy.

Source



0 comments:

 

Power by Grandparagon @ 2007 - 2008 Beritadotcom.blogspot.com