Referensi

Jasa Web Design

Tuesday, January 8, 2008

Surabaya: Sebanyak 300 Polisi bersenjata laras panjang gabungan dari Brimob Polda Jatim dan Polres Sidoarjo, Selasa (8/1), mengawal proses pemasangan pipa tambahan pembuangan lumpur di sekitar Desa Pejarakan, Jabon, Sidoarjo. Pengamanan superketat ini menyusul ancaman warga yang menolak pemasangan pipa.

"Pemasangan pipa untuk kepentingan bersama. Apalagi tuntutan warga sebagian sudah dipenuhi. Jadi tidak ada alasan bagi warga untuk menghalangi proses pemasangan," kata Kepala Polda Jatim Irjen Herman Suryadi Sumawiredja, ketika meninjau lokasi pemasangan pipa.

Penolakan warga terhadap rencana pemasangan pipa ini sudah muncul beberapa waktu sebelumnya. Warga, khususnya dari Desa Pejarakan, Kedungcangkring, dan Besuki, menuntut proses ganti rugi gagal panen bagi sawah mereka diselesaikan dahulu sebelum pembangunan pipa tersebut. Tak hanya itu, warga juga menuntut kawasan mereka dimasukkan kedalam peta terdampak lumpur agar bisa mendapatkan ganti rugi sebagaimana yang telah diterima warga lainnya.

Kapolda mengatakan, untuk ganti rugi gagal panen saat ini sudah dalam proses penyelesaian. Sementara masuk tidaknya kawasan tersebut kedalam peta terdampak sepenuhnya merupakan tanggung jawab Presiden karena kawasan yang mendapatkan ganti rugi diatur melalui Peraturan Presiden no 14/2007. "Jika warga tetap ngotot jangan salahkan kami jika menangkap dan melakukan proses penahanan," kata Herman mengancam.

Ditempat yang sama, Bupati Sidoarjo Win Hendarso mengatakan, Senin (7/1) malam dirinya sudah bertemu dengan perwakilan warga di tiga desa tersebut. Dalam pertemuan itu bupati menjanjikan akan membantu mengusulkan kepada Presiden supaya kawasan mereka bisa dimasukkan kedalam peta terdampak lumpur.

"Untuk ganti rugi gagal panen, saat ini sudah mulai dilakukan verifikasi, karena kawasan ini berada diluar peta maka dana akan kita ambilkan dari APBD dan APBN plus sumbangan dari Lapindo," kata Win Hendarso.

Warga sendiri sebenarnya tidak begitu saja percaya. Namun ketatnya penjagaan aparat membuat warga takut keluar rumah. "Semula kami berencana aksi, tapi warga pada takut," kata Sampun Hadi Prayitno, Koordinator warga.

Source

Silahkan Beri Komentar Anda Mengenai Berita/Artikel Ini.

0 comments:

 

Power by Grandparagon @ 2007 - 2008 Beritadotcom.blogspot.com