Monday, December 24, 2007
Bengkulu (ANTARA News) - Warga Bengkulu yang sebelumnya mengungsi kini mulai kembali ke rumah masing-masing, setelah selama siang hari tadi (23/12) gempa dan tsunami yang diprediksikan oleh pakar kebumian Brasil, Jucelino Nobrega da Luz, ternyata tidak terbukti.
Di beberapa lokasi pengungsian kini tinggal beberapa keluarga yang masih bertahan, sedangkan sisanya sudah kembali ke rumah masing-masing.
Di lokasi pengungian lapangan sepak bola Kemuning, misalnya kini tinggal tersisa tujuh keluarga yang masih bertahan, padahal pada Sabtu malam di lokasi itu sedikitnya ada 10 keluarga yang mengungsi dan menginap di tenda baik yang disediakan pemerintah Kota Bengkulu maupun didirikan sendiri olah warga.
Demikian juga di lokasi pengungsian terminal Air Sabakul dan terminal Betungan, yang Sabtu malam dipenuhi pengungsi, kini terlihat kosong, yang tersisa hanya tenda peleton yang didirikan Pemda setempat dan beberapa petugas dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bengkulu
Sedangkan, di lokasi pengungsian Simpang Empat Pantai, lapangan sepak bola Sekolah Menengah Kejuran (SMK) negera 2, Mesjid Akbar Al-Taqwa dan lapangan Merdekat, tidak ada satu pun pengungsi yang datang.
Di antara warga yang masih bertahan di pengungsian lapangan sepak bola Kemuning, yakni Misnawati (32) dan Rinanti (70). Keduanya mengaku masih memilih untuk tinggal di pengungsian karena masih khawatir gempa dan tsunami akan terjadi.
"Anak kami masih kecil-kecil dan jarak rumah dengan pinggir pantai cukup dekat," ujar Misnanti, warga Kelurahan Kualalempung.
Sedangkan, Raninti, yang juga warga Kelurahan Kualalempuing, mengaku bahwa akan tetap bertahan di pengungsian hingga dirinya benar-benar tenang.
"Untuk apa tidur di rumah jika perasaan was-was dan ketakutan, lebih baik tidur di tenda pengungsian," ujarnya.
Asisten II Sekretariat Kota Bengkulu, Azari Sani, mengatakan bahwa sejak awal pemerintah kota menganjurkan, agar warga tidak mengungsi, karena isu tersebut sama sekali tidak bisa dipercaya.
"Kemarin malam memang cukup banyak warga kita yang mengungsi, tapi kini sebagian besar dari mereka telah kembali ke rumah masing-masing," katanya.
Mengenai pemasangan tenda pleton di 11 tempat pengungsian yang telah ditetapkan oleh pemerintah Kota Bengkulu, menurut dia, itu sebagai bentuk kesiapsiagaan dari pemerintah dan merespon keinginan sebagian warga yang ingin mengungsi.
Selain itu, ia menambahkan, tenda itu juga disiapkan sebagai antisipasi, jika nanti gempa dan tsunami benar-benar terjadi, warga tidak perlu lagi bingung untuk menyelematkan diri. (*)
Source
Silahkan Beri Komentar Anda Mengenai Berita/Artikel Ini.
Labels: Bencana dan Kecelakaan, News
0 comments:
Post a Comment