Saturday, December 22, 2007
Tegal (ANTARA News) - Meskipun ketinggian gelombang laut rata-rata masih normal atau berkisar antara 0,5 meter hingga satu meter, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) mengumumkan, badai guntur akibat penumpukan awan "cummulus nimbus" sejak beberapa hari ini dimungkinkan mengancam seluruh perairan Laut Jawa.
"Karena itu, nelayan diimbau untuk meningkatkan kewaspadaanya. Saat ini cukup riskan bagi nelayan untuk mencari ikan, karena gelombang Laut Jawa masih tidak bersahabat," kata Kepala Stasiun Meteorologi dan Geofisika (BMG) Tegal, Agus Hadi, Sabtu.
Menurut dia, saat hujan dan angin kencang berkekuatan 30 hingga 40 knot atau setara dengan ketinggian gelombang yang dapat mencapai tiga sampai lima meter, serta sangat berbahaya untuk kegiatan di laut.
Berdasarkan analisa arus angin dengan ketinggian sepuluh meter, menurut dia, terlihat pola angin barat mulai tampak di atas Pulau Jawa, yaitu dari arah barat menuju ke timur.
Akibatnya, ia menilai, suhu muka laut di perairan Indonesia sebelah timur mulai panas dibandingkan dengan perairan di barat.
"Hal yang perlu diwaspadai dari perubahan itu adalah terbentuknya pias konvergensi atau `Inter Tropical Convergence Zone` yang merupakan daerah penumpukan awan di atas Pulau Jawa serta Laut Jawa yang berpotensi terjadi hujan lebat disertai angin puting beliung," katanya.
Saat ini, menurut dia rata-rata ketinggian gelombang Samudera Indonesia bagian selatan Jawa hanya satu sampai 1,5 meter. Namun, itu tidak signifikan.
Sedangkan, katanya, kecepatan angin di Jawa yang bergerak dari arah barat mencapai 10-40 kilometer per jam.
"Sementara itu, untuk kelembaban udara berkisar antara 70 sampai 98 persen," katanya.
Sementara itu, sejumlah nelayan mengatakan dalam satu pekan terakhir ini mereka tidak melaut karena gelombang Laut Jawa cukup tinggi dan berbahaya untuk mencari ikan di laut.
"Nelayan dalam beberapa hari terakhir memang tidak melaut dan lebih memilih mencari pekerjaan lain, karena gelombang laut cukup tinggi," kata Slamet, salah seorang nelayan setempat. (*)
Source
Silahkan Beri Komentar Anda Mengenai Berita/Artikel Ini.
Labels: Bencana dan Kecelakaan, News
0 comments:
Post a Comment