Thursday, November 8, 2007
Raja Saudi, Abdullah menemui tokoh utama Katolik, Paus Benediktus XVI. Sebelumnya, Paus meminta kebebasan kaum Kristen di “Tanah Haram”
Hidayatullah.com--Raja Abdullah dari Arab Saudi telah bertemu dengan Paus Benediktus XVI di Vatikan. Ini merupakan pertemuan pertama antara kepala Gereja Katolik Roma dan anggota keluarga kerajaan Saudi.
Pertemuan tertutup itu berlangsung hanya 30 menit, dan kedua pemimpin berbicara melalui penerjemah. Setelahnya, Raja Abdullah dan Paus saling bertukar hadiah.
Kedua negara tidak memiliki hubungan diplomatis, meski Abdullah pernah bertemu dengan mendiang Paus Yohannes Paulus II ketika dia menjadi putra mahkota.
Para wartawan mengatakan lawatan ini dilakukan di saat hubungan antara Vatikan dan dunia Islam membaik, setelah lebih dari setahun yang lalu Paus membuat marah umat Islam di seluruh dunia atas komentarnya yang mengaitkan Islam dengan kekerasan.
Raja Abdullah yang berusia 84 tahun itu melanjutkan lawatan keliling Eropa setelah berada di Inggris dan Swiss. Dia selanjutnya akan berkunjung ke Jerman dan Turki.
Paus Benediktus dengan hangat menyambut Raja Abdullah di Vatikan pada hari Selasa, menjabat dengan kedua tangannya sebelum membawa raja itu ke perpustakaan Vatikan untuk berbicara.
Sejumlah laporan dari Vatikan mengatakan Paus berharap pertemuan itu akan mengangkat masalah kegiatan beragama umat non Muslim di kerajaan Saudi, yang masih menghadapi peraturan sangat ketat.
Sebagaimana diketahui, di Saudi ada sekitar satu juta umat Kristen. Kebanyakan merekapa pendatang asal Filipina yang beragama Katolik.
Mereka diijinkan untuk beribadah di tempat-tempat pribadi, kebanyakan di dalam rumah, tetapi beribadah di tempat umum dan memperlihatkan tanda kepercayaan mereka, seperti mengenakan salib, dilarang.
Umat Kristen mengeluhkan peraturan yang sering tidak jelas dan aparat Muslim garis keras kadang menindak tempat ibadah yang resmi.
Karena itulah, Paus baru-baru ini meminta diberkan kebebasan bagi agama mereka. "Hal yang terpenting adalah mendapat kebebasan dan keamanan bagi kegiatan beribadah kami, bagi misa dan kegiatan kami," kata Uskup Paul Hinder, yang bertanggung jawab atas umat Katolik di Arab , dalam wawancara dengan kantor berita Reuters.
Banyak masyatakat belum paham, sebagian besar wilayah kota Mekah adalah ‘Tanah Haram’. Artinya, wilayah yang dinyatakan sebagai ‘Tanah Haram’ tadi tidak boleh dimasuki oleh orang yang non-Muslim. Karena itulah, sejak dahulu hingga kini, Saudi terjaga dari kaum non-Muslim.
Source
Silahkan Beri Komentar Anda Mengenai Berita/Artikel Ini.
Labels: Agama, News, Religion (Agama), Sosial Politik
0 comments:
Post a Comment