Thursday, November 29, 2007
KEDIRI - Kawah Kelud yang kini berubah jadi kubah lava terus menunjukkan pertumbuhan. Rata-rata laju aliran lava yang keluar dari perut bumi mencapai 700 ribu meter kubik per hari. Berbeda dengan sebelumnya, semburan lava tidak lagi membentuk gundukan ke atas, tapi jatuh lereng kubah.
"Sekarang tingginya sudah maksimal, sehingga leleran lava yang keluar menumpuk terus dan jatuh lagi ke bawah," kata Kepala Seksi Pengamatan Gempa Bumi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) I Gede Swandika.
Menurut Gede, ketinggian kubah lava saat ini diperkirakan mencapai 190 meter. Diameternya lebih dari 250 meter, sehingga hampir seluruh danau kawah tertutup. "Mungkin air yang tersisa tinggal lima persen," ungkap I Gede.
Sedikitnya air itu menyebabkan asap yang keluar dari dalam kawah terus berkurang. "Cuma sesekali saja munculnya," terang Gede.
Semburan lava yang melorot turun menjadi pemandangan menarik di sekitar Kelud. "Bubur" pijar warna merah tampak mengalir dari puncak kubah.
Meski status Kelud sudah turun dari awas ke siaga, sampai saat ini jumlah kegempaan yang muncul masih sangat tinggi. Jumlahnya lebih dari 300 kali per enam jam. Terakhir, pada rekaman data pukul 12.00 hingga 18.00, kegempaan yang muncul 334 kali gempa embusan.
Menurut Gede, semburan kubah lava diperkirakan terus berlangsung dalam kurun waktu dua minggu. "Kita akan evaluasi dalam dua minggu itu," terangnya.
Jika seluruh kawah Kelud telah tertutup, tidak tertutup kemungkinan kubah lava kembali tumbuh. Tetapi, itu pun tidak melebihi lereng Kelud yang sudah ada sebelumnya.
Karena kondisi tidak menentu itulah, Gede kembali mengingatkan bahwa masyarakat dilarang mendekati kawah hingga jarak tiga kilometer. "Status sekarang masih siaga. Rentan terjadi letusan freatik," tegas Gede.
Larangan yang sama berlaku bagi petugas pemantau. Gede mengaku tidak memperbolehkan petugas turun ke inti kawah. Selama ini petugas cukup mengandalkan closed circuit television (CCTV) milik Pemkab Kediri. "Cukup dari situ, tidak usah ke kawah," katanya.
Source
Silahkan Beri Komentar Anda Mengenai Berita/Artikel Ini.
Labels: Bencana dan Kecelakaan, Lingkungan Hidup, News
0 comments:
Post a Comment