Wednesday, November 7, 2007
Din: Konsep Indonesia Harus Jelas Sebagai Negara Agama atau Sekuler
Posted by |toekang.blog| at 12:51 AMJakarta - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Din Syamsuddin, menyatakan, konseptual negara Indonesia harus jelas, terkait kedudukannya saat ini yang bukan negara agama dan bukan negara sekuler.
"Harus jelas perspektif negara Indonesia itu, yang tidak cukup dengan menyatakan verbal," katanya seusai memberikan ceramah tentang "Peran Ormas Agama dalam Kehidupan Berbangsa", di Lembaga Ketahanan Nasional (Lembanas), Jakarta, Selasa.
Menurut dia, setelah mengetahui akan konsep negara Indonesia, baru dilakukan implentasinya. Dirinya menenggarai ada kegamangan negara dalam berperan yang bukan sebagai negara sekuler atau negara agama.
Padahal, kata dia, negara sering meminta agama untuk berperan tapi negara sendiri sering juga menghambat agama, karena negara sering juga memandang konflik yang terjadi itu akibat agama tapi lupa akan faktornya. "Kenyataan itu harus diselesaikan melalui hubungan simbiotik atau saling membutuhkan antara agama dengan negara," katanya.
Ia mengatakan hubungan simbiotik antara agama dengan negara atau sebaliknya itu, harus dilakukan yang tidak sekadar membangun tempat ibadah dan sekolah saja, melainkan bagaimana difasilitasi adanya pemahaman agama yang substansi sesuai etos Bangsa Indonesia.
Pasalnya, kata dia, saat ini sikap negara terhadap agama itu, disatu sisi membangun namun disisi lainnya menjebol, seperti, adanya kemungkaran dan kemaksiatan hingga Indonesia terjebak dalam ambivalen.
" Oleh karena itu, harus ada kejelasan dalam perspektif negara itu sendiri," katanya. Disamping itu, ia juga mengatakan agama sudah berperan sejak sebelumnya terbentuknya negara karena keberadaan agama itu sudah lebih dahulu hadir ketimbang negara.
Peran agama itu dalam negara sendiri, yakni, sebagai pemersatu bangsa terutama dalam kemajemukkan etnis, seperti, Islam, kemudian agama berperan dalam proses pemerdekaan dan pembentukan bangsa dengan mengisi rohani masyarakatnya hingga bangsa Indonesia sebagai bangsa yang religius.
"Namun peran agama itu, mengalami kendala-kenadala baru, seperti, modernisasi yang didalamnya ada sekulerisasi yang bisa mengganggu kehidupan agama," katanya. Selanjutnya kehadiran pluralisasi yang membawa dampak juga pada kehidupan agama. "Kemudian arus liberalisasi baik itu politik, ekonomi dan budaya. Kesemuanya itu bisa membuat positif dan negatif untuk agama," katanya
Source
Silahkan Beri Komentar Anda Mengenai Berita/Artikel Ini.
Labels: News, Sosial Politik
0 comments:
Post a Comment