Monday, November 19, 2007
Jakarta - Mantan Wakil PM Malaysia Anwar Ibrahim membantah rakyat Malaysia berniat jahat terhadap warga negara Indonesia di Malaysia. Rakyat Malaysia saat ini hanyalah korban dari pers Malaysia yang dikontrol ketat oleh pemerintah.
"Informasi dibendung. Yang didapat, Indonesia cemburu karena ekonomi Malaysia lebih baik. Yang disebut dari Indonesia hanya case jenayah, pembunuhan," kata Anwar dalam jumpa pers usai bertemu pimpinan DPD di Gedung DPD, Senayan, Jakarta, Jumat (16/11/2007).
Berita reformasi di Indonesia pun diputar balik oleh pers Malaysia. "Mereka lihat reformasi di Indonesia ini (seperti), perang, bakar!," kata Anwar.
Malaysia disebut Anwar berada dalam era otoritarian. Pers dikungkung. Pemilu curang, dikontrol partai terbesar, UMNO. Korupsi diamini oleh pemerintahan PM Abdullah Badawi.
"Komisi pemilihan raya yang seharusnya bebas menjadi alatnya UMNO. Banyak pengundi (pemilih-red) hantu," kata Anwar.
Pernah ada penyelidikan di suatu kampung, ditemukan puluhan kartu pemilih orang yang sudah berusia 100 tahun lebih. Secara nasional, pemilih hantu seperti itu bisa mencapai ratusan ribu orang.
"Itulah (tujuan) aksi 10 November lalu," kata Anwar. "Yang kita minta hanya satu saja, jamin pemilihan raya yang bebas. Kita tidak minta kebebasan pers," imbuhnya.
"Kebebasan pers seperti di Indonesia bagi Abdullah Badawi terlalu radikal," pungkas Anwar yang baru saja memiliki cucu berusia 2 bulan dari anaknya, Nurul Izzah.
Source
Silahkan Beri Komentar Anda Mengenai Berita/Artikel Ini.
Labels: News, Sosial Politik
0 comments:
Post a Comment