Referensi

Jasa Web Design

Friday, October 19, 2007

Rakyat Indonesia Tak Tahu Diri!

H.Bambang Eka Wijaya:

"PRESIDEN Yudhoyono prihatin karena banyak dari rakyat kerap kali lupa berterima kasih kepada aparat dan petugas di lapangan yang bekerja di hari raya meninggalkan keluarga!" ujar Umar. "Apa yang dibesar-besarkan, ujar Presiden, kesalahan yang jumlahnya makin menurun." (Kompas, 18-10)
"Dengan mengesankan rakyat tak tahu diri begitu maunya Presiden apa?" kejar Amir.

"Terima kasih dan penghargaan kepada semua saudara-saudara kita yang nonstop bekerja di lapangan, baik petugas lalu lintas, pemadam kebakaran, palang merah, dan rumah sakit. Mereka hampir tak ada waktu untuk bertemu keluarga, karena waktunya habis di jalan kepanasan dan kehujanan!" tutur Umar. "Kata Presiden, mereka adalah pahlawan. Dengan penuh tanggung jawab, agar saudara-saudara kita dapat melaksanakan Lebaran tahun ini."
"Soal itu, rakyat menghargai, menghormati, bahkan memimpikannya! Tapi tak mungkin mengekspresikan itu misalnya dengan satu per satu memberi salam terima kasih, bisa crowded dan malah merepotkan!" timpal Amir. "Artinya, dengan tanpa menyatakan secara langsung pun, rakyat merasa telah melakukan kesantunan bernegara dengan memenuhi kewajibannya sebagai warga, baik lewat membayar beragam pajak dan retribusi, maupun berbagai kewajiban lain! Atas penunaian kewajiban-kewajiban itulah, setiap warga juga menikmati hak-haknya sebagai warga negara! Berbagai pelayanan, antara lain yang diberikan aparat dan petugas di terminal serta jalanan mudik, itulah yang menjadi hak untuk diperoleh setiap warga!"

"Tapi ada juga yang tak tahu diri!" sela Umar. "Saat harus memenuhi kewajiban selalu cari jalan mengelak, giliran menyangkut haknya cerewet segalanya dianggap salah! Ke arah kelompok seperti inilah tudingan Presiden!"
"Skala warga yang cenderung resek begitu kecil sekali dibanding yang patuh dan manut!" tegas Amir. "Sebaliknya, aparat yang sungguh-sungguh ikhlas dalam memberikan pelayanan terhadap rakyat, skalanya juga relatif kecil dibanding dengan yang pamrih! Maka itu, kalau ada kesan negatif tentang kualitas pelayanan aparat terhadap warga, bukan sekadar hyper-reality--kesan yang tercipta oleh tayangan media massa--tapi lebih sebagai realitas yang berakar pada pengalaman hidup nyata rakyat! Justru akibat masih amat rendahnya kualitas pelayanan aparat kepada rakyat itulah, terus semakin nyaring desakan bagi dilakukannya reformasi birokrasi, dengan esensi reorientasi menuju birokrat pelayan rakyat, bukan yang dengan segala trik malah harus dilayani rakyat!"

"Meski begitu, kan lebih baik sebagian kecil rakyat yang tak tahu diri itu ikut patuh dan manut, sehingga tak ada lagi alasan untuk menuding rakyat tak tahu berterima kasih pada penguasa!" timpal Umar.

"Justru sebaliknya, sejak reformasi barisan warga yang menyadari hak-haknya semakin panjang!" tegas Amir. "Dari mereka itu juga semakin banyak yang kesadarannya telah seimbang antara hak dan kewajiban, bahkan menunaikan kewajibannya secara sukarela dan ikhlas! Akhirnya nanti tak aneh ketika penguasa atau birokrat menuding rakyat tak tahu diri, warga tak sungkan mengoreksi, ke mana seharusnya telunjuk itu mengarah!" ***

Sumber : lampungpost.com

Silahkan Beri Komentar Anda Mengenai Berita/Artikel Ini.

0 comments:

 

Power by Grandparagon @ 2007 - 2008 Beritadotcom.blogspot.com