Monday, October 29, 2007
Para pemberontak dari Darfur menyerang sebuah ladang minyak yang berdekatan dengan wilayah Sudan. Mereka menculik pekerja asing, dan mengeluarkan ulitmatum satu pekan bagi perusahaan minyak asing, khususnya China, untuk menghentikan operasi di kawasan itu.
The Justice and Equality Movement (JEM), salah satu kelompok pemberontak di Darfur menyatakan serangan ke ladang Defra yang dijalankan China di wilayah Kordofan hari ini, Kamis (25/10/2007), mengakibatkan korban tewas di pihak militer Sudan dan penculikan terhadap dua pekerja.
"Serangan terakhir adalah pesan bagi perusahaan China khususnya," ujar Mohamed Bahr Hamdeen, pimpinan JEM untuk wilayah Kordofan, seperti dikutip Associated Press. "Perusahaan China adalah investor terbesar pada industri minyak Sudah."
JEM menyebutkan serangan terhadap fasilitas ini disebabkan perusahaan minyak itu secara tidak langsung mendanai peperangan di Darfur. Para pemberontak mengeluarkan ultimatum satu pekan bagi perusahaan itu untuk hengkang.
"Kami menganggap mereka (seluruh perusahaan minyak asing) sebagai pembunuh, karena mereka membantu pemerintah membeli senjata yang digunakan untuk membunuh perempuan dan anak-anak," tambahnya kepada Associated Press melalui telepon dari Darfur.
Setelah satu pekan, tambahnya, para pekerja asing itu akan menjadi "sasaran yang sah".
"Kami memperhatikan keselamatan seluruh warga asing. Saat ini mereka selamat, namun nanti tidak dan mereka akan menanggung konsekuensinya."
Media massa di Sudan menyebut pekerja yang diculik adalah seorang warga Kanada dan Irak. Kedutaan besar Kanada belum mengeluarkan pernyataan hari ini.
Hamdeen mengatakan dua orang yang diculik itu dalam keadaan sehat. Namun dia tidak mau berkomentar tentang rencana pelepasan keduanya.
Ladang minyak Defra dijalankan oleh konsorsium yang dipimpin China, perusahaan Greater Nile Petroleum Operating.
Source
Silahkan Beri Komentar Anda Mengenai Berita/Artikel Ini.
Labels: News, Sosial Politik

0 comments:
Post a Comment