Referensi

Jasa Web Design

Monday, October 29, 2007

JAKARTA - Mantan Presiden BJ Habibie menyatakan sedang mempersiapkan pembuatan kembali pesawat N-250 dengan pasaran negara-negara Islam.

''Saat ini kita sedang menyusun skenario untuk memproduksi kembali N-250 dengan nama N-250/R. Skenario ini deadline nya 1 Januari 2006. Dan tiga tahun kemudian pesawat N-250/R bisa masuk ke pasar,'' kata BJ Habibie kepada wartawan Rabu di Jakarta.

Mantan presiden RI ke-3 ini berusaha membangkitkan kembali industri unggulan Indonesia yang nantinya bisa membuka lapangan kerja baru dan mendulang pajak bagi negara. Hal ini merupakan tugas baru bagi Habibie setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuknya sebagai ujung tombak membangkitkan industri strategis.

Pesawat N-250 merupakan pesawat komuter atau pesawat baling-baling yang memiliki kapasitas 50 tempat duduk.

Saat ini hanya lima negara yang memproduksi pesawat komuter itu yakni AS, Kanada, Jerman, Italia, dan Indonesia.

Sebetulnya upaya memproduksi kembali pesawat N-250 itu saat Habibie menjadi presiden. Sayangnya pada 1998 Indonesia mengalami krisis ekonomi sehingga terjadi penundaan. Saat itu, PT Dirgantara Indonesia mengalami pengurangan pemasukan dan berimbas pada pengurangan karyawan.

Dari 12.000 karyawan kini tinggal 6.000 karyawan. Sebagian besar karyawan yang pintar dan ahli dibidangnya bekerja di industri perusahaan penerbangan asing.

Belum lama ini Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah selesai melakukan audit terhadap PT DI.

''Dan setelah semuanya selesai, kami sedang menyusun skenario untuk membuat rencana memproduksi kembali N-250.''

Habibie pun telah melobi negara-negara yang tergabung dalam OKI untuk membantu mewujudkan produksi kembali N-250/R.

''Karena ini tantangan global. Dan Islam Development Bank telah memberikan hibah sebesar US$200 ribu. Untuk mengembangkan industri itu kira-kira perlu dana antara 700-1 miliar Euro. Ini yang sedang kita pikirkan.''

Target pasaran N-250/R adalah negara-negara anggota OKI yang sebagian besar adalah negara berkembang. Ia tidak sependapat dengan kebijakan menjual BUMN karena perusahaan negara itu sumber pendanaannya berasal dari pajak rakyat. ''BUMN itu harus terjamin karena uangnya dari rakyat. Keuntungan BUMN ini bisa untuk membiayai sekolah, menyediakan lapangan kerja dan menurunkan biaya ekonomi tinggi,'' kata Habibie.

Ia memberi contoh PT PAL Surabaya kini 85% produksinya telah diekspor dan hingga 2008 telah penuh pesanan dari luar negeri. ''Maka sebaiknya penguasaan teknologi di setiap industri strategis cukup penting agar tidak terpuruk. Dengan demikian Indonesia memiliki produksi unggulan yang bisa dibanggakan.''

Ia mengharapkan dukungan masyarakat agar produksi N-250/R bisa terealisasi dengan segera.

Source

Silahkan Beri Komentar Anda Mengenai Berita/Artikel Ini.




0 comments:

 

Power by Grandparagon @ 2007 - 2008 Beritadotcom.blogspot.com