Referensi

Jasa Web Design

Tuesday, October 30, 2007

Sudah Disuruh Pulang, Istri Berat Hati saat Dipamiti
Suasana duka terasa di rumah orang tua Wagimin, 26, korban kejatuhan bom di lahan latihan tempur Lanud Iswahyudi yang memanfaatkan petak hutan 52 RPH Depok, BKPH Sukun. Sejumlah pelayat dan kerabat masih berdatangan. Bagaimana cerita hari-hari terakhir ayah muda yang baru memiliki bayi perempuan itu?

"SUDAH saya suruh pulang sebenarnya, sampai dua kali," sesal Mistam, kakak kandung Wagimin mengingat peristiwa tragis yang menimpa adiknya, Rabu pagi sekitar pukul 09.30 WIB. Mistam mengetahui adiknya belum sarapan ketika harus berangkat pagi-pagi benar ke lokasi latihan tempur.

Nah, Wagimin ternyata pemain pemula dalam urusan memburu bom jatuh. Semua keluarganya kemarin membenarkan bahwa Rabu berselang adalah hari pertama Wagimin dan Mistam mencoba peruntungan di sekitar SKIP (sasaran tembak). Dia tentu saja belum selihai pemburu-pemburu bom kawakan yang sudah hafal pesawat F-5 Tiger II, F-16 Fighting Falcon dan MK-53 Hawk sedang melesakkan senjata jenis apa. "Kalau bom unting-unting (sebutan warga setempat untuk BLA 250 produksi Pindad) dikatakan paling jinak," imbuh Mistam.

Mistam berada sekitar 300 meter dari tempak adik bungsunya itu ketimpuk besi kerucut seberat 2,5 kuintal. Dia diberi tahu seorang pemuda yang berlari berhamburan bersama yang lain setelah insiden terjadi. Mistam membenarkan suasana pencarian bangkai bom itu layaknya serombongan anak kecil yang berebut layang-layang putus. "Belum sampai ke tanah saja, sudah ada yang berani lari mendekat," kenangnya.

BLA (bom latih asap) jatuh memang tak secepat roket. Ketika pesawat-pesawat yang mengudara dari landasan pacu Lanud Iswahyudi menembakkan roket, pemulung dipastikan tidak berani mendekat. Sedang BLA sebelum jatuh ke bumi lebih dulu melayang-layang di udara disertai putaran pelan hingga masyarakat awam menyebutnya unting-unting.

Ketika berpamitan Rabu pagi sekitar pukul 05.30, istri Wagimin, Eka Kristiani, juga berat melepas kepergian suaminya. Eka mengaku hatinya sudah tidak karuan. Namun, Wagimin tetap memaksa pergi hendak berburu bom.

Rencana suami yang baru menikah 10 bulan lalu untuk bertandang ke rumah mertuanya di Pacitan serta beban hutang setelah menebus bayinya selama dirawat di ruang perinatologi lantaran lahir prematur, memaksanya harus mengumpulkan banyak uang. Sedikit obat pelipur lara, Lanud Iswahyudi telah memberi uang santunan kepada keluarga korban.

Mistam kemarin juga sempat menceritakan ketika harus menggotong mayat Wagimin yang berdarah-darah. Jenazah itu ternyata sempat diungsikan ke sebuah gubuk tak jauh dari lokasi. Pada saat bersamaan, beberapa bom masih terus jatuh dari udara. Mistam lebih dulu pulang membasuh diri sebelum mengiringi jasad adiknya diangkut dengan ambulance ke rumah sakit.

Untuk urusan bom, warga Suren yang tinggal paling dekat dengan lokasi latihan tempur, sudah tak asing lagi. Sebab, petak hutan di RPH Depok, BKPH Sukun, itu sudah menjadi sasaran tembak pesawat sejak 1975. Mereka juga telah turun-temurun berburu bom. Seiring bertambahnya usia, ganti para pemuda yang memang kencang berlari mendekati tempat bom bersarang di tanah hingga lebih menguasai lahan perburuan.

Radius pencarian bom pun sekarang semakin dekat ke titik tengah sasaran. "Kalau saya dulu berdiri jauh, baru berani mendekat kalau AURI sudah mengatakan aman," kata mantan pemburu bom yang kini sudah mengundurkan diri lantaran pertimbangan usia.

Selain mengandalkan hasil pertanian tadah hujan, musim latihan tembak juga merupakan ladang rejeki bagi warga. Pemulung bom sendiri harus menggali tanah sampai 4 meter untuk mengeluarkan logam besi seberat 2,5 kuintal itu ke permukaan tanah. Mereka bekerja berkelompok. Harga per kilo bom bekas adalah Rp 2 ribu. Tak mengherankan, bila seorang pencari bom sampai berpenghasilan Rp 2 juta satu kali musim latihan Lanud Iswahyudi.

Harga bahan baku mesiu bekas memang menggiurkan di lapak besi tua. Selain logam besi ada bom atau amunisi yang berbahan alumunium atau kuningan yang nilai per kilogram-nya lebih tinggi. Mereka dipastikan bakal pusing tujuh keliling bila dihadapkan dua pilihan, apakah latihan tempur terus berlangsung atau dihentikan sama sekali. Lantas adakah solusi paling bijak menyikapi pasca tewasnya Wagimin akibat kejatuhan bom runtuh? ***

Source

Silahkan Beri Komentar Anda Mengenai Berita/Artikel Ini.




0 comments:

 

Power by Grandparagon @ 2007 - 2008 Beritadotcom.blogspot.com