JAKARTA, SENIN - Terdakwa kasus suap jaksa, Artalyta Suryani, mengaku pusing setelah menjalani persidangan sejak pukul 11.00 tadi. Artalyta yang lebih gugup dari biasanya itu menggelengkan kepala ketika sidang diskors 30 menit untuk istirahat. "Duh, iya saya pusing nih, Mbak," ujarnya sambil memegang tangan Kompas.com saat meninggalkan ruang sidang, Senin (30/6) siang ini.
Pada sidang kali ini, Artalyta tersudutkan oleh pertanyaan hakim yang berpatokan pada transkrip percakapannya dengan beberapa orang, antara lain Urip, Untung Puji Santoso, dan Fem. Salah satu contoh pertanyaan yang membuatnya tak berkutik adalah mengenai uang 660.000 dollar AS yang diberikan kepada Urip.
Beberapa jam sebelum mendatangi kediaman Artalyta untuk mengambil uang tersebut, Urip menelepon Ratu Suap itu. Dalam telepon itu Urip sempat menanyakan bonus.
"Bonus apa itu? Kalau pinjaman kok ada bonusnya?" tanya hakim anggota Edward Pattinasarani di Pengadilan Tipikor.
"Saya nggak tahu, yang Mulia," jawabnya.
"Bagaimana hubungannya? Kok sudah dikasih 6 masih minta bonus?" tanya Edward lagi.
"Kan dia sebenarnya minta Rp10 miliar," kata Artalyta yang langsung dipotong Edward.
"Ya, tapi bonus itu apa? Kalau bonus itu kan berarti memberi tambahan. Tanda terima kasih karena telah melakukan sesuatu" sela Edward.
"Ini sudah kelamaan uangnya sama saya, kelamaan di brankas," kata Edward mengulang pernyataan Artalyta pada Urip melalui telepon, Minggu pagi 2 Maret 2008 itu.
"Itu uang siapa?" kata Edward.
Artalyta kembali menjawab berbelit dan tidak tegas seperti halnya jawaban soal bonus. Kemudian dia menjawab, "Uang saya."
Source
No comments:
Post a Comment