Referensi

Jasa Web Design

Wednesday, October 31, 2007

JAKARTA - Capres alternatif sulit muncul pada 2009. Sebab, modal untuk populer saja sangat mahal. Perkiraan kasar untuk sekadar menaikkan popularitas hingga 80 persen diperlukan tak kurang dari Rp 300 miliar.

Ketua Umum DPP PAN Soetrisno Bachir mengaku diberi tahu Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny J.A. bahwa modal seorang tokoh agar dikenal luas rakyat sekitar Rp 300 miliar.

"Itu hanya modal popularitas," ujar Soetrisno dalam diskusi Membangun Kesepahaman Baru Politik Pemuda Indonesia di Hotel Sahid, Jakarta, kemarin.

Selain Soetrisno, tampil sebagai pembicara dalam diskusi tersebut adalah Ketua Umum Partai Bintang Bulan Hamdan Zoelva dan anggota DPR dari PKS Rama Pratama. Dalam acara yang dihadiri para aktivis pemuda lintas parpol itu, tampil pula Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso.

Menurut Soetrisno, dengan dipilih langsung rakyat, seorang calon presiden harus populer, terutama di kalangan masyarakat pedesaan. Kalkulasi LSI pimpinan Denny J.A., seorang calon harus dikenal minimal oleh 80 persen rakyat. "Saya sendiri, menurut LSI, baru dikenal 32 persen rakyat. Jadi, masih perlu 50 persen lagi," ucap Soetrisno.

Mendongkrak popularitas, lanjut pengusaha asal Pekalongan itu, memerlukan banyak modal. Hanya orang-orang tertentu yang memiliki uang sebegitu banyak. Syarat popularitas itulah yang menyebabkan tokoh baru sulit muncul. Khususnya dari kalangan muda untuk tampil dalam bursa capres 2009.

"Saya sendiri mungkin punya. Tapi, uang saya halal. Jadi, sayang juga kalau dihabiskan untuk menjadi capres. Mendingan uang itu saya berikan bagi anak yatim, duafa, dan orang-orang jompo," tandasnya.

Ketua Umum PBB Hamdan Zoelva menyebutkan, kalkulasi uang bukan syarat utama menjadi pemimpin. Sebab, pada masa lalu, para tokoh pergerakan tampil menjadi pemimpin ketika usia belia dan tidak bermodalkan uang.

Contohnya, lanjut dia, Sjahrir mendirikan Jong Indonesia ketika berusia 18 tahun. Soekarno menjadi presiden ketika berusia 46 tahun. Soeharto menjadi pejabat presiden pada usia yang sama dengan Soekarno. Demikian juga, Syafruddin Prawiranegara menjadi presiden Darurat Republik Indonesia ketika berusia 38 tahun.

Tokoh pergerakan yang melahirkan perubahan besar di sejumlah negara juga muncul ketika berusia muda. Contohnya, Qadafi di Libia dan Gamal Abdul Nasser di Mesir.

"Di Indonesia sekarang ini, usia 40 tahun masih berebut ketua KNPI," ucap Hamdan. Modal popularitas, menurut dia, memang perlu. Tapi, untuk menjadi populer, tidak mesti punya uang ratusan miliar rupiah.

"Kami baru tahu sekarang. Rupanya, baliho Mas Tris (Soetrisno Bachir, Red) berada di mana-mana itu ada tujuannya. Jadi, mudah-mudahan saja tak lama lagi Mas Tris menjadi calon presiden," kilahnya.

Ketua Dewan Syura PBB Yusril Ihza Mahendra, menurut Hamdan, juga segera populer. Apalagi, Yusril menjadi bintang film Laksamana Cheng Ho. Selain itu, Yusril masih muda karena di bawah 50 tahun. "Saya pikir, cocok Laksamana Cheng Ho (Yusril) berpasangan dengan Mas Tris yang sudah punya baliho sampai ke pelosok pedesaan," ucapnya

Source

Silahkan Beri Komentar Anda Mengenai Berita/Artikel Ini.




0 comments:

 

Power by Grandparagon @ 2007 - 2008 Beritadotcom.blogspot.com